Pendidikan
Wakil Bupati Syah Natanegara Tinjau Pembelajaran Tatap Muka di SMP Watulimo
Memontum Trenggalek – Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohammad Natanegara meninjau proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMPN 2 Watulimo. Dalam tinjauannya tersebut Wakil Bupati Trenggalek didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Trenggalek, Totok Rudijanto serta beberapa Pengawas SMP.
Wabup Syah juga ingin melihat langsung proses pembelajaran ini aman dan patuh akan protokol kesehatan (prokes) yang ada.
“Alhamdulillah proses pembelajaran tatap muka sudah bisa kembali dimulai, seperti harapan masyarakat. Meskipun masih belum untuk keseluruhan siswa,” ucap Wabup Syah, Selasa (06/04/2021) siang.
Baca juga:
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Selain itu, Wabup Trenggalek juga menegaskan soal disiplin protokol kesehatan. Seperti yang terlihat di lokasi, penerapan protokol kesehatan sesuai instruksi pemerintah dan Kementerian Pendidikan benar-benar dilaksanakan.
Di sekolah ini, menerapkan satu pintu masuk, dimana para siswa melaksanakan beberapa tahapan protokol kesehatan seperti cuci tangan, pemeriksaan suhu dan tahapan yang lainnya.
“Dengan begitu protokol kesehatan bisa benar benar terjaga. Semoga SMP ini meskipun berada di Watulimo bisa menjadi contoh bagi sekolah sekolah yang lain,” imbuhnya.
Suami Fatihatur Rohmah ini juga berharap, dengan disiplin protokol kesehatan siswa siswi yang ada bisa dengan aman dan nyaman mengahadapi ujian sekolah nantinya.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Watulimo, Dono Widigdo menjelaskan proses pembelajaran tatap muka di sekolahnya sementara diperuntukkan untuk siswa Kelas IX.
“Ada 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 125 siswa. Nantinya dalam pembelajaran tatap muka ini kita bagi per ruang sebanyak 16 siswa saja,” terang Dono.
Diharapkan dengan pembagian kelas tidak lebih dari 16 siswa, jarak aman antar siswa bisa terjaga.
“Selain itu sekolah ini sendiri menerapkan satu pintu masuk saja. Takutnya bila diterapkan banyak pintu, pengawasan siswa menjadi lebih sulit,” pungkasnya.
Pembelajaran tatap muka ini dibatasi 3 jam pembelajaran setiap harinya dan tidak ada jam istirahat. Ditakutkan bila ada jam istirahat, memungkinkan siswa berkumpul dan beresiko penyebaran.
Perlu diketahui sebanyak 84 lembaga SMP baik negeri dan swasta telah melaksanakan pembelajaran tatap muka sejak Senin (05/04/2021) kemarin. Menurut Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Totok Rudijanto, sekolah-sekolah ini telah mendapatkan restu dari Bupati Trenggalek.
“Kemarin kita telah mengajukan nota dinas kepada bapak bupati. Alhamdulillah kita disetujui untuk kelas IX bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai Senin (05/04/2021) sejumlah 84 lembaga,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, Totok Rudiyanto.
Artinya, baik sekolah negeri maupun swasta, tingkat SMP untuk kelas IX sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi selama 1 bulan. Jika berjalan tidak ada masalah atau tidak ada yang terkonfirmasi positif akan kita lanjut untuk kelas VII dan VIII.
“Setelah semuanya selesai kemudian berlanjut ke sekolah dasar. Kita masih menunggu pendidik dan tenaga pendidik divaksinasi 2 kali. Sedangkan untuk SMP semua sudah tervaksinasi 2 kali,” tandasnya.
Secara bertahap nanti berlanjut ke kelas VII dan VIII. Saat ini tengah disimulasikan kelas tersebut bisa segera tatap muka juga.
“Sementara masih kelas IX, karena kelas ini memang sedang masa-masa darurat menghadapi ujian, sehingga kita prioritaskan,” pungkas Totok.
Meski berada di Kecamatan Watulimo, kondisi semua fasilitas sarana dan prasarana dalam kondisi baik. Di perpustakaan juga tidak ada buku-buku yang membahayakan. (mil/syn)