Pendidikan
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Probolinggo Gelar Lomba Dongeng
Memontum Probolinggo – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Probolinggo menggelar kegiatan Lomba Mendongeng Tingkat SD/MI se- Kota Probolinggo, di Aula Taman Baca Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran, Kamis (08/04).
Panitia Penyelenggara Lomba Mendongeng Tingkat SD/MI, Nur Fajari mengatakan, Meskipun dalam masa pandemi Covid-19, tidak membuat patah semangat, Pemerintah Kota Probolinggo terus berupaya menggelar kegiatan untuk menumbuhkan kreatifitas dan karakter anak melalui lomba dongeng.
Baca juga:
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan, tampak peserta anak usia Sekolah Dasar didampingi guru pembimbingnya hadir dalam acara pembukaan itu.
“Ya, untuk menghindari kerumunan, lomba mendongeng yang diinisiasi oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan ini ditayangkan secara live streaming di akun media sosial Pemerintah Kota Probolinggo,” jelas Nur Fajari
Masih menurutnya, aturan lomba mendongeng ini bertema cerita rakyat daerah Kota Probolinggo.
“Peserta diwajibkan memakai seragam sekolah pada saat tampil. Peserta diperbolehkan membawa alat peraga maupun properti yang diperagakan tanpa bantuan orang lain. Waktu durasi bercerita adalah maksimal 10 menit, sedangkan tanya jawab maksimal 5 menit,” jelasnya.
Fajar menambahkan, kriteria penilaian lomba meliputi, kesesuaian cerita dengan tema, penguasaan panggung, penekanan intonasi bahasa dan ekspresi.
“Terdapat lima orang pemenang. Juara 1 hingga harapan 2. Juara 1 akan diikut sertakan pada lomba mendongeng tingkat Provinsi Jawa Timur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Paeni berharap, lomba mendongeng ini dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan pada tingkat yang lebih tinggi, yakni SMP/MTs, SMA/SMK/MA.
Bukan tanpa sebab, menurutnya mendongeng merupakan kekayaan khasanah intelektual budaya yang berbasis lokal, regional bahkan internasional.
“Saya termasuk pendongeng bagi cucu-cucu saya. Ini penting karena jika lomba mendongeng tidak diadakan, anak-anak generasi milenial dengan kecanggihan gadget itu, maka tradisi mendongeng terkikis oleh zaman,” tegasnya.
Ditemui di sela acara berlangsung, salah 1 guru pendamping Ika Fatmawati, mengutarakan motivasi anak didiknya mengikuti lomba mendongeng ini adalah untuk mengembangkan kreatifitas juga minat baca.
“Menanamkan literasi minat baca, tak dipungkiri zaman sekarang minat baca sangat kurang sekali,” keluhnya.
Guna yang mengikuti lomba mendongeng, Guru Kelas V SDN Jati I itu menerangkan persiapannya yakni latihan yang berjalan selama seminggu.
“Kesulitannya adalah siswanya agak pemalu. Saya latih mimik dan ekspresinya. Tapi alhamdulillah karena sudah berlatih, agak berani anaknya,” terangnya.
Juri lomba mendongeng ini diantaranya adalah Wiwik Agustin dari Dispendikbud, Aryzana Maharani dari Guru TK ABA 1 dan Stebby Julionatan dari Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kota Probolinggo. (geo/ed2)