Pemerintahan
Wali Kota Malang Apresiasi Buku ‘Empat Dekade Sejarah Musik Kota Malang Era 60-90’
Memontum Kota Malang – Museum Musik Indonesia (MMI) tak henti-hentinya memperkenalkan musisi asli Kota Malang yang legendaris pada masyarakat. Kali ini melalui launching buku Empat Dekade Sejarah Musik Kota Malang Era 60-90 yang ditulis oleh Arief Wibisono, MMI kembali mengajak untuk tak melupakan sejarah Kota Malang.
Hal tersebut diapresiasi oleh Wali Kota Malang, Sutiaji, yang turut melaunching buku tersebut, Senin (10/05). “Dengan keinginan dan visi yang sama, ini menjadi kekuatan yang luar biasa. Sehingga saya mengucapkan terimakasih pada MMI, penulis, maupun penerbit yang telah berkolaborasi membuat karya yang luar biasa ini,” ungkapnya.
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
Bagi orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Malang itu, penulis dan penggagas buku ini patut diapresiasi. Pasalnya, menulis sejarah tidak sama halnya dengan menulis buku lainnya.
“Ketika menulis sejarah kan pasti harus diuji bagaimana faktualisasinya dari berbagai narasumber. Nah ini bisa menjadi dokumentasi di masa depan,” jelasnya.
Dengan adanya buku sejarah permusikan di Kota Malang ini, diharapkan Sutiaji mampu membuat generasi muda lebih menghargai akan karya. Terlebih saat ini, menurutnya sudah terjadi degradasi moral di kalangan anak muda.
“Banyak anak jaman sekarang yang kurang menghargai orang lain. Oleh karena itu saya harap dengan hadirnya buku ini, mereka tau kalau di Kota Malang pernah jadi barometer musik Indonesia. Sehingga kedepannya bisa menghasilkan musisi-musisi Kota Malang yang berkualitas dan bisa berprestasi hingga internasional,” tegas Wali Kota.
Senada dengan hal tersebut, penulis buku, Arief Wibisono, pun mengatakan bahwa Kota Malang sempat mendapat julukan Kota Barometer Musik di Indonesia.
“Dimana yang menjadi patokan barometer adalah tingginya kepekaan selera musik arek–arek Malang pada saat itu,” katanya.
Empat Dekade Sejarah Musik Kota Malang Era 60 – 90 baginya adalah sebuah kumpulan data dokumentasi sejarah musik yang dimiliki Kota Malang. Mulai peradaban musik dari genre pop ke musik rock sampai tempat gedung pertunjukan semua terdata dengan jelas.
“Perjalanan mahal tentang karya seniman musik Kota Malang kalau tidak dibukukan secara otentik akan muncul sebuah dongeng usang buat generasi berikutnya,” ujar Arief Wibisono. (hms/mus/ed2)