Kota Malang

Wisata di Kota Malang Dihimbau Okupansi Maksimal 50 Persen saat PPKM Nataru

Diterbitkan

-

Wisata di Kota Malang Dihimbau Okupansi Maksimal 50 Persen saat PPKM Nataru

Memontum Kota Malang – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, memunculkan berbagai kebijakan. Salah satunya, adalah penentuan kapasitas tempat wisata sebanyak 75 persen.

Namun, dikatakan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Ida Ayu Made Wahyuni, untuk Kota Malang pihaknya tetap menghimbau bagi tempat wisata maksimal kapasitas 50 persen. “Beberapa tempat wisata boleh buka dan sudah harus pakai aplikasi PeduliLindungi. Seperti Kampung Tematik, Hawaii Water Park, Museum Brawijaya, dan Edupark Brawijaya. Tapi kami himbau untuk kapasitasnya maksimal 50 persen, kalau sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 66 Tahun 2021 kan maksimal 75 persen ya,” terang Ida, Sabtu (18/12/2021).

Kebijakan himbauan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Disporapar tersebut bukanlah tanpa alasan. Ida menuturkan bahwa pihaknya tak ingin ada kluster karena kerumunan yang lumayan padat di tempat wisata.

“Kami harap masalah kerumunan betul-betul diperhatikan, makanya dihimbau bukan 75 persen maksimal okupansinya tetapi 50 persen. Terlebih protokol kesehatan (prokes) harus diutamakan dan Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) juga,” tambahnya.

Advertisement

Baca juga :

Selain tempat wisata berskala besar, Kampung Tematik juga tetap boleh beroperasi selama PPKM Nataru. Hanya saja tidak semua Kampung Tematik siap buka dengan berbagai ketentuan prokes yang telah ditetapkan.

“Kampung Tematik yang siap itu Kampung Warna Warni, Kampung Biru Arema, Kampung Tridi, Kampung Budaya Polowijen, Kampung Koeboeran Londo, dan Kampung Terapi Hijau. Sisanya menyesuaikan,” beber Ida.

Meski ada himbauan yang berbeda dengan ketentuan Inmendagri terkait okupansi tempat wisata, dirinya memprediksi saat libur Nataru, Kota Malang tidak terlalu banyak menerima serbuan wisatawan. “Saya yakin Kota Malang serbuannya kan tak terlalu banyak, tidak seperti Kota Batu ya. Di Kota Batu itu wisatawan yang masuk mengular dari exit toll sampai Singhasari. Tapi tetap, kita waspada,” terang Ida. (mus/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas