Kota Malang

Wujudkan Kota Malang Tangguh, Pemkot Malang Gelar Sosialisasi dan Edukasi Bencana Kelompok Rentan

Diterbitkan

-

SAMBUTAN: Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat memberikan sambutan dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait dengan rawan bencana. (memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota Malang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, mengajak ratusan orang dari kelompok rentan, mulai dari difabel, Lansia hingga para pemuda untuk mengikuti kegiatan sosialisasi dan edukasi terkait dengan rawan bencana, Selasa (11/06/2024) tadi.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang didapuk menjadi nara sumber dalam kegiatan tersebut, menekankan pentingnya perhatian dalam situasi apapun terhadap kelompok rentan. Tentu melalui sosialisasi tersebut menjadi langkah yang tepat apabila terjadi bencana, baik untuk mengantisipasi terjadinya bencana maupun pasca terjadi bencana.

“Hari ini tentu kami sampaikan kepada mereka (kelompok rentan) apabila ada bencana itu sama dengan orang yang sempurna. Kami berharap, dengan adanya sosialisasi ini tidak hanya memberikan gambaran yang harus dilakukan kelompok rentan saat menghadapi bencana. Tetapi juga, bagian dari tematik untuk memberikan masukan kepada kami mengenai kebutuhan dari kelompok rentan itu apa saja,” kata Pj Wali Kota Wahyu.

Kemudian, Pj Wali Kota juga mengatakan bahwa saat terjadi bencana, biasanya juga ada korban dari kelompok rentan. Sehingga, kegiatan tersebut dinilai sangat penting untuk diberikan, agar kelompok rentan juga dapat melakukan dengan mandiri apabila terjadi bencana.

Advertisement

“Tentu, tahapan ini penting untuk kita berikan kepada peserta. Tujuannya, agar mereka juga dapat semangat dan agar mereka mandiri jika tidak ada orang yang berada disekitarnya,” ujarnya.

Baca juga :

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, menyampaikan bahwa melalui kegiatan tersebut juga memberikan pemahaman terkait dengan teknis kebencanaan. Apalagi bencana itu terjadi secara mendadak, sehingga dibutuhkan kesiapsiagaan yang cukup.

“Kalau mereka tahu ilmu kebencanaan, harapannya mereka tahu apa yang harus dilakukan sebelum terjadi bencana. Kemudian, juga saat tanggap bencana, mereka itu kelompok yang bisa menangani sendiri apa yang harus ditolong, ini harus terpetakan. Jadi untuk rekontruksi itu juga ada kelompok sendiri, terutama rekontruksi psikologis dan psikis, apakah nanti akan ada trauma terhadap kebencanaan,” ujar Prayit.

Lebih lanjut, untuk jenis bencana yang sering terjadi di Kota Malang, menurutnya yaitu soal banjir. Sehingga, sampai dengan saat ini berbagai peralatan untuk mengantisipasi bencana tersebut telah ditempatkan di lima kecamatan dan kelurahan tangguh.

Advertisement

“Supaya responnya itu lebih cepat, dibandingkan harus semua alat disimpan di BPBD. Nah sehingga di tahun 2023 dan 2024 anggaran kita fokuskan untuk di lima kecamatan supaya mempunyai peralatan sendiri. Sehingga memang harus ada kehadiran dari pemerintah melalui kecamatan tangguh,” imbuhnya. (pro/rsy/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Lewat ke baris perkakas