Pemerintahan

10 Kecamatan Terdampak Kekeringan, Pemkab Trenggalek Aktif Distribusikan Bantuan Air Bersih

Diterbitkan

-

KEKERINGAN: Bupati Arifin berangkatkan 19 unit truk tangki air bersih untuk didistribusikan ke daerah dampak kekeringan. (memontum.com/mil)

Memontum Trenggalek – 19 unit truk tangki berisi air bersih akan melakukan distribusi ke sejumlah daerah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Trenggalek. Air bersih tersebut, merupakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dari gabungan beberapa perusahaan baik BUMN maupun BUMD di Kabupaten Trenggalek.

Bantuan air bersih tersebut, rencananya akan didistribusikan ke beberapa desa di Kecamatan Trenggalek, Tugu, Suruh, Pule, Kampak, Dongko dan Kecamatan Watulimo.

Merespon kondisi kekeringan kali ini, Pemkab Trenggalek melakukan berbagai langkah penanganan. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengatakan bahwa untuk yang bersifat darurat pihaknya melakukan dropping secara terus menerus.

“Ini kita kolaborasi, tidak cuma dari APBD tapi juga private sector. Ini contoh pengusaha-pengusaha, CEO-CEO yang baik hati. Mereka juga memberikan CSR-nya berupa air bersih,” kata Mas Ioin-sapaan Bupati Trenggalek, saat dikonfirmasi, Minggu (15/10/2023) tadi.

Advertisement

Ditambahkannya, bahwa kemarau pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Kondisi ini berbeda dari sebelumnya. Awalnya, dua kecamatan cukup parah terdampak kemarau dan sekarang meluas hingga ke 10 kecamatan,” imbuhnya.

Langkah ini dilakukan, lanjutnya, sebagai upaya penanganan bencana kekeringan pada jangka pendek. Mengingat, ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat.

“Tapi untuk jangka menengahnya, kita sudah siapkan anggaran untuk sumur bor dan beberapa sambungan pipa air bersih juga sedang kita upayakan,” tambahnya.

Baca juga :

Advertisement

Masih menurut Mas Ipin, bahwa rata-rata di setiap wilayah yang mengalami bencana kekeringan, itu sudah memiliki sumur. Namun, karena kondisi air di permukaan tanah mengering, hal itu berdampak pada sumur warga.

Untuk itulah, air yang berada di bawah permukaan tanah, harus dijangkau untuk dipompa ke penampungan air warga. “Karena di beberapa tempat sebenarnya sumurnya sudah ada, jadi tinggal penampungan yang di atas yang sekarang kita lengkapi. Sehingga, nanti kecukupan air untuk masyarakat lebih bisa terpenuhi,” tuturnya.

Berdasarkan prakiraan BMKG, hujan akan mulai turun pada November mendatang. Maka, pihaknya harus bisa bertahan hingga November dan berharap segera turun hujan.

Terpisah, Kalaksa BPBD Trenggalek Triadi, Atmono,  mengapresiasi kerja sama pentahelix di Trenggalek yang kompak dalam mengatasi bencana kekeringan di Kota Keripik Tempe. “Hari ini ada 19 tanki air dengan daya tampung masing-masing 6 ribu liter air yang diberangkatkan ke daerah terdampak kekeringan,” kata Triadi.

Sebanyak 114 ribu liter air tersebut, ujarnya, merupakan bentuk corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dari sejumlah badan usaha milik negara dan daerah di Trenggalek. “Ada 17 desa di 10 kecamatan yang terdampak Kekeringan, sedangkan jumlah warga yang terdampak bencana kekeringan mencapai 7.845 jiwa,” jelasnya.

Advertisement

Bencana kekeringan di Trenggalek sendiri, sudah berstatus Tanggap Siaga Darurat sejak adanya permintaan bantuan air bersih. “Setiap hari kami terus melakukan droping air bersih kepada warga yang kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih. Sampai saat ini sudah 163 tanki air yang tersalurkan,” papar Triadi. (mil/sit)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas