Kota Malang
101 Anak di Kota Malang Yatim Piatu Akibat Covid-19
Memontum Kota Malang – Pandemi Covid-19 membuat 101 anak di Kota Malang menjadi yatim piatu. Oleh karena itu, program bantuan untuk pelajar yang kehilangan orang tua akibat Covid-19 dijalankan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P3AP2KB).
Kepala Dinsos-P3AP2KB Kota Malang, Penny Indriani, mengatakan bahwa jumlah tersebut tercatat olehnya dalam setahun terakhir dan tersebar di 5 kecamatan.
Baca Juga:
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
“Mereka nantinya bakal mendapat bantuan dari pemkot berupa uang tunai beasiswa maupun sembako. Datanya kita bekerja sama dengan kelurahan, karena yang tahu kan kelurahan dan Dinkes (Dinas Kesehatan),” ujarnya, Kamis (19/08).
Untuk detail jumlahnya, di Kecamatan Kedungkandang sebanyak 18 anak, Kecamatan Blimbing sebanyak 48 anak, dan Kecamatan Sukun sebanyak 11 anak. Lalu ada Kecamatan Klojen sebanyak 6 anak dan Kecamatan Lowokwaru sebabyak 18 anak. “Data tersebut bisa bertambah jika ada pelaporan dari kelurahan,” sambung Penny.
Tim pun telah ia terjunkan untuk membantu para anak tersebut, salah satunya dengan konseling untuk trauma healing. Selain itu, bagi keluarga yang tidak mampu, Dinsos-P3AP2KB juga telah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) untuk membantu masalah beasiswa.
“Selain bekerja sama dengan Dikbud Kota Malang, kami juga menggaet Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) supaya anak-anak tersebut tetap memiliki akses untuk sekolah. Lalu bagi anak-anak yang ditinggal kedua orangtuanya, kami juga akan menitipkan mereka ke keluarganya yang lain atau mencarikannya orang tua asuh,” urainya.
Ia menegaskan tumbuh kembang anak-anak tersebut penting untuk diperhatikan. Maka, pengaman sosial sebesar Rp300 ribu pun juga telah diberikan untuk anak-anak. “Kalau keseharian mereka di LKSA, sudah jadi tanggungan panti, nanti masalah sekolah Dikbud. Untuk Dinkes terus membantu masalah pendataan. Kita juga memberi konseling bagi mereka, yang penting tumbuh kembang anak harus sesuai dengan usianya,” ujar Penny. (mus/ed2)