Pemerintahan
Dugaan Bullying SMPN 16 Kota Malang, Wanedi Minta Jangan Ada Yang Nutupi Informasi
Memontum, Kota Malang – Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Ahmad Wanedi, meminta jangan ada pihak-pihak yang mencoba menutupi kasus dugaan kekerasan terhadap anak yang dialami MS (13) siswa kelas VII SMPN16 Kota Malang.
Hal itu disampaikan Wanedi saat mendatangi SMPN 16 Kota Malang pada, Senin (3/2/2020) pukul 11.00. Dia datang bersama Walikota Malang Drs H Sutiaji dan juga Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra Zubaidah MM.
Bahkan saat pihaknya mau ke RS Lavalette pada Minggu (2/2/2020), ada pihak yang mengatakan bahwa MS sudah pulang.
“Kemarin kita mau sidak ke rumah sakit, malah mendaoat informasi kalau korban sudah pulang. Saya rasa sudah ada yang menutup-nutupi. Padahal saat ini saya mendapat info, bahwa korban masih di rumah sakit. Setelah ini rencananya saya dan Pak Wali mau ke rumah sakit untuk melihat kondisi yang sebenarnya,” ujar Wanedi.
Pihaknya berharap kasus ini janganlah ditutup-tutupi dan harus diungkap sebenar-benarnya. ” Prinsipnya kasus ini harus diungkap sebenar-benarnya sehingga menjadi pelajaran bagi kita semua, khsusnya bagi dunia pendidikan.
Harusnya ada CCTV agar kejadian ini bisa terlihat yang sebenarnya. Anak ini tergolong berprestasi bagus, ketua kelas, bahkan aktif di Badan Dakwah Islam (BDI). Informasinya bukan satu kelasnya dia.
“Kita lihat nantinya hasil visum, kita serahkan semuanya kepada pihak kepolsian untuk menyelidikinya,” ujar Wanedi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya MS (13) siswa kelas VII SMPN 16 Kota Malang, telah menjadi korban bullying teman-temannya hingga mengalami luka-luka lebam di bagian kaki dan tangannya. Bahkan jari tengah kanannya menghitam dan terancam diamputasi.
Pengeroyokan tersebut diduga dilakukan oleh 7 temannya pada pekan lalu di area sekolah. Bahkan akibat dari kejadian itu Sejak 6 hari ini Aril menjalani rawat inap di RS Lavalette.
Kepala SMPN 16 Kota Malang Syamsul Arifin saat ditemui Memontum.com di Kantor Dinas Pendidikan Kota Malang, Jumat (31/1/2020) sekitar pukul 10.00, bahwa pihaknya masih terus menggali informasi terkait perisyiwa ini..
Dia menjelaskan bahwa baik korban maupun 7 anak yang diduga melakukan kekerasan adalah anak-anak berpreatasi.
“Mereka aktivis Pramuka dan Badan Dakwah Islam (BDI). Saya mengetahui informasi ini pada Senin kemarin. Diperkirakan kejadian nya pekan lalu di teras masjid sekolah,” ujar Syamsul Arifin.
Bahkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dra Zubaidah MM, memberikan statemen bahwa jati tengah tangan korban mengalami luka lebam menghitam akibat sering terjepit gasper ikat pinggang. (gie/oso)