Kota Malang
ProLAB Mahasiswa UB Tingkatkan Produksi Unggas Hingga 11 Persen
Memontum Kota Malang—Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan probiotik sebagai pengganti antibiotik untuk unggas seperti burung dan ayam. Mereka adalah Mokhammad Fahmi Rizky Syaban (FK2015), Ilham Ardiansyah (Fapet 2014), dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016). Dalam proses penelitiannya, probiotik yang diberi nama Pro LAB ini mampu meningkatkan produksi daging dan telur hingga mencapai 11 persen.
Ilham Ardiansyah menjelaskan bahwa pembuatan ProLAB dilatar belakangi oleh maraknya penambahan Antibiotic Growth Promotor (AGP) pada industri unggas yang berdampak negatif. “Penggunaan AGP berlebihan dapat meningkatkan resistensi mikroba, mutan bahkan zoonosis. Dalam proses bekerjanya, AGP justru mengurangi jumlah bakteri di dalam usus unggas, baik yang bersifat patogen maupun non patogen. Berkebalikan dengan AGP, penggunaan ProLAB justru bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri non patogen, namun mengurangi jumlah bakteri patogen,” jelas Ilham, yang diamini rekan-rekannya.
Selain bermanfaat untuk kesehatan pencernaan, ProLAB juga bertugas untuk memperbaiki kinerja mikroflora atau mikroba yang ada di saluran usus. “ProLAB dibuat dari tepung probiotik dari mikroorganisme/mikroba dipadatkan dalam bentuk mikro kapsul. Dalam proses pemadatannya menggunakan mesin mikrowave agar bakteri yang terkandung di dalam ProLAB terinkubasi dan tidak mati. ProLAB yang sudah dibentuk menjadi mikrokapsul dicampur di dalam pakan ternak dengan presentase kurang dari satu persen, sehingga proses penyerapan makanan di dalam usus unggas menjadi lebih baik,” jelas Mokhammad Fahmi Rizky Syaban.
Inovasi tersebut mengantarkan mereka mendapatkan Silver Prize di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2017. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Korean Invention Promotion Association (KIPA) ini mempertemukan innovator dan peneliti dari seluruh penjuru dunia untuk untuk mempublikasikan produk temuan unggulan, memperluas distribusi produk yang dipatenkan dan mempromosikan transfer teknologi. Bertempat di COEX Convention Center Korea Selatan, acara dilaksanakan selama 4 hari, (30/11-3/12/2017).
“Prestasi ini sebagai upaya meningkatkan daya saing mahasiswa melalui program penalaran dan keilmiahan, dimana mahasiswa dapat memberikan sebuah gagasan, ide, atau inovasi baik di level nasional maupun internasional,” ungkap Wakil Dekan III Fapet, Dr. Osfar Sjofjan. (rhd/yan)