Kabupaten Malang
Bupati Malang Bersama Kemenko Marves Kunjungi Malang Selatan untuk Kembangkan Investasi
Memontum Malang – Bupati Malang, HM Sanusi, mendampingi Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Republik Indonesia, Basilio Dias Araujo, dan rombongan ke pesisir pantai wilayah Malang Selatan, Kabupaten Malang, Kamis (08/04). Titik kunjungan antara lain Pantai Balekambang, Kecamatan Bantur, Pelabuhan Sendangbiru dan Pantai Tamban, yang berada di wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dan keberadaan Cold Storage yang ada di Kecamatan Turen.
Dalam kegiatan ini, Bupati tampak juga ditemani Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat dan sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang.
Baca Juga:
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
”Kita harapkan nanti banyak pembangunan yang bisa dikembangkan terutama di bidang perikanan, wisata dan lainnya yang bisa digulirkan di Kabupaten Malang. Utamanya, bisa digulirkan juga program Sejuta Solar Cell ke perumahan warga. Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves sekarang berkunjung meninjau langsung ke sini mungkin nanti akan ada bantuan resort di Balekambang dan peninjauan atas peluang dibangunnya Pelabuhan Nasional,” jelas Bupati disela-sela mendampingi Basilio di Pantai Balekambang.
Deputi juga sempat mendengarkan paparan terkait Potensi Industri Perikanan Tangkap di UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap Kabupaten Malang, Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sebelum kemudian melihat langsung lokasi pelabuhan Sendangbiru dan gedung pengolahan ikan tangkapan.
Kepada Humas Protokol Kabupaten Malang, Basilio menyampaikan, terbukanya jalur lintas selatan (JLS) diyakini nanti akan melihat masyarakat bisa menyambut terbukanya akses jalan dan menyiapkan infrastrukturnya. Seperti akses jalan sekitar pantai yang masih belum bagus, penataan kota yang mungkin belum bagus, dan penataan hotel yang belum bagus.
”Masyarakat bisa diuntungkan pasca terbukanya akses jalan ini. Saya ingin melihat kemungkinan untuk bisa mengembangkan potensi disini. Seperti Kabupaten Malang yang memiliki pesisir Malang Selatan ini adalah wilayah menghadap ke Samudera Hindia yang laut terbuka dengan terdapat banyak sekali ikan tuna. Ikan Tuna ini berimigrasi mulai dari Hindia melewati Samudera Hindia sampai ke Laut Timur, lalu ke Laut Arafura, lalu naik ke Sulawesi, turun lagi ke Arafura, Laut Timur ke Samudera Hindia lagi, begitu bolak balik,” jelasnya.
Deputi menambahkan, kalau nelayan Indonesia tidak menangkap ikan Tuna yang lewat itu, maka negara lain yang akan menangkapnya. Untuk menangkap ikan Tuna di wilayah Samudera Hindia itu ada organisasinya yakni Regional Fisheries Management Organization (RFMO).
Lembaga itulah yang menentukan kuota penangkapan ikan Tuna. Karena ikan Tuna merupakan ikan bermigrasi maka dianggap milik bersama seluruh dunia. Negara lain yang ikutan menangkap potensi ikan Tuna adalah negara sejauh seperti Spanyol dengan sampai meminta kuota sangat banyak untuk menangkap ikan ini di Samudera Hindia dan Pasific.
”Karena negara seperti Indonesia dan negara Pasific lainnya tidak sanggup menangkap ikan Tuna yang lewat disini. Termasuk kapal dari Jepang, China dan Korea itu menangkap ikan di tengah laut Samudera Hindia. Kita tidak bisa melihatnya karena kapal besar semua. Sementara kapal kita kecil-kecil semua.
Seperti kapal dari nelayan kita di Pelabuhan Sendangbiru itu yang paling besar hanya 30 GT, kalau kapal ini dipakai untuk ke tengah laut Samudera Hindia sampai 200 Mil laut maka pasti tidak kuat. Dengan demikian, adanya potensi ikan Tuna yang begitu besar, dan nelayan kita dengan kapal ukuran kecil saja sudah bisa menangkap ikan Tuna dengan ukuran besar 1 Meter lebih, punya berat 60-70 kg, artinya ikan Tuna ini bisa ditemukan di pinggir juga,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya mencoba mendorong bagaimana Kementerian Kelautan dan Perikanan bisa mengembangkan pelabuhan besar, bisa di wilayah Malang selatan agar kapal besar juga bisa masuk dan bisa menangkap ikan lebih besar lagi. Deputi juga akan membantu dengan beberapa pengusaha yang juga datang ke pesisir Malang selatan untuk bisa melihat peluang apa yang bisa dikembangkan.
Termasuk diantaranya listrik karena listrik masih kurang, tempat pengolahan ikan yang gedungnya sudah ada namun dalam 4 tahun dibangun belum ada yang mengelola. Harapannya, segera bisa mendapat mitra untuk melakukan kerjasama baik dengan Bupati Malang dan Kabupaten Malang. (hms/ed2)