Kota Malang
Laboratorium di Kota Malang Belum Mampu Identifikasi Varian Baru Virus Covid-19
Memontum Kota Malang – Munculnya klaster di Jalan Raya Bandulan, Rw 4, Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, cukup membuat masyarakat was-was. Pasalnya, kluster tersebut muncul karena kunjungan keluarga ke Bangkalan, dimana wilayah tersebut terindikasi adanya virus Covid-19 varian baru. Terlebih Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengungkapkan bahwa laboratorium di Kota Malang belum mampu mengidentifikasi varian baru virus Covid-19.
“Laboratorium di Kota Malang tidak bisa mengidentifikasi varian baru dari Covid-19. Yang baru bisa di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair),” ujarnya, Selasa (22/06).
Baca Juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Kantongi 12 Penyebab dan Alasan Anak Putus Sekolah, Pj Wali Kota Malang Tekankan Intervensi Penanganan
Oleh sebab itu, sampel dari pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Malang harus dikirim ke ITD Unair. Jika ingin mengetahui apakah varian virus baru tersebut sudah masuk di Kota Malang atau belum.
“Sampel ada di tim ahli tiap rumah sakit rujukan Covid-19. Jadi mereka yang akan mengevaluasi secara klinis dan secara laboratorium,” sambungnya.
Namun ditegaskan dr Husnul, varian baru belum terdeteksi di Kota Malang.
“Jangan khawatir. Kalau teridentifikasi pasti akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk mengetahui adanya varian atau tidak,” ucapnya.
Lebih lanjut, pria yang juga menjabat sebagai juru bicara Satgas Covid-19 itu mengatakan, bahwa munculnya klaster baru membuat Kota Malang masuk zona orange regional.
“Kota Malang masuk zona orange regional. Tapi kalau zona per wilayah Rt, dari 4.273 sebanyak 97 persen diantaranya masih zona hijau,” kata dr Husnul.
Meski banyak penambahan kasus terkonfirmasi positif, dr Husnul menekankan bahwa yang terpenting adalah perihal antisipasi. “Seperti yang sering disampaikan Pak Wali, bagaimana kita bisa mengantisipasi dan bisa meminimalisir potensi penyebarannya. Jangan terfokus pada angka penambahan kasusnya,” ujar dr Husnul. (mus/ed2)