Kota Malang
Jaga Pluralisme, FKAUB Semprot Disinfektan di Sanggar Candi Busana Arjosari
Memontum Kota Malang – Dalam rangka menjaga pluralisme di hari 1 Suro 1955 Saka Jawa, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKAUB) Kota Malang mengadakan penyemprotan disinfektan di rumah ibadah Sanggar Candi Busana Arjosari. Giat tersebut berlangsung Selasa (10/08) dan dihadiri pula oleh beberapa tokoh rohani lintas agama.
“Jadi hari besar keagamaan buat rekan-rekan penghayat khususnya Kerohanian Sapta Darma ini jatuhnya bebarengan dengan 1 Muharram. Sehingga sudah seharusnya memperingatinya bareng antara umat Islam dan juga rekan penghayat,” ujar Sekjen FKAUB Kota Malang, Pdt David Tobing.
Baca Juga:
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
Oleh karena itu, FKAUB melanjutkan kegiatan penyemprotan di beberapa rumah ibadah. Dimana program ini telah berlangsung sejak perayaan Natal di 2020, hingga saat ini.
“Jadi kami terus melanjutkan program inisiasi ini. Dan hari ini 1 Suro, dalam konteks bahwa kami tetap mengakui 6 agama dan satu kepercayaan sekalipun belum diakui secara institusi kenegaraan. Tapi bagi FKAUB sejak dulu penghayat ini adalah bagian dari keluarga besar kami,” terangnya.
Lanjut Pdt David, melalui acara penyemprotan ini pihaknya turut mengakui eksistensi atau keberadaan dari rekan-rekan penghayat, khususnya Kerohanian Sapta Darma.
“Kalau Vihara disemprot disinfektan, maka Sanggar ini juga. Jangan sampai ada diskriminasi, kesetaraan itu perlu. Kiranya pluralis kesadaran yang kita rajut walaupun dengan langkah kecil tapi restorasinya akan terus meningkat. Sehingga akhirnya kita tetap bisa membina kerukunan,” terang Sekjen FKAUB Kota Malang.
Sementara itu Rohaniawan Penghayat Kepercayaan Sapta Darma, M Djayusman, mengapresiasi langkah FKAUB dalam rangka menjalin pluralisme di tengah pandemi.
“Terimakasih, kami merasa terbantu sekali dengan dilakukannya penyemprotan di sanggar tempat ibadah kami dalam rangka kebersihan agar tidak terjangkit Covid-19,” katanya.
Diakui pria yang akrab disapa Djayus itu, dalam rangka menyambut 1 Suro 1955 Saka Jawa pihaknya tetap melakukan ibadah di rumah masing-masing. “Wejangan dari tuntunan agung kami disiarkan melalui zoom dengan webinar kepada umat di seluruh Indonesia. Kalau di Sanggar ini sendiri tidak ada kegiatan karena kami patuh aturan pemerintah di masa pandemi covid-19,” ujar Djayus. (mus/ed2)