Kota Malang
Tak Ada Libur Sekolah, Dinkes Kota Malang Perkuat Testing Siswa dan Guru
Memontum Kota Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tidak henti-hentinya memberikan perhatian pada sektor pendidikan selama pandemi Covid-19 ini. Terlebih, Pemerintah Pusat telah menetapkan bahwa tidak ada libur sekolah ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Perhatian tersebut, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, dengan terus menggeliatkan swab acak bagi siswa dan guru.
“Swab acak guru dan siswa tetap kita laksanakan. Karena bagaimanapun juga, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) jangan sampai menjadi kluster tersendiri nanti di Kota Malang. Terlebih kan tidak ada libur sekolah,” ucap dr Husnul, Jumat (03/12/2021).
Pihaknya pun, juga terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang, untuk penjadwalan swab di kalangan sekolah. “Kita selalu koordinasi, jadi dimana yang harus kita laksanakan. Lalu kapan waktunya untuk pengambilan swab bagi murid, guru, dan tenaga non-kependidikan yang ada di sekolah,” sambungnya.
Baca juga :
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Kegiatan testing yang terus digencarkan di kalangan sekolah itu, membuat mantan Dirut RSUD ini, harus ekstra menyiapkan alat swab. “Kita punya sekitar 12 ribu, itu disediakan khusus untuk swab sekolah. Insyaallah cukup,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes ini.
Tidak hanya itu, vaksinasi anak usia di atas 12 tahun pun juga telah berhasil dilakukan percepatan. Bahkan untuk siswa SD yang berusia 12 tahun, sudah 100 persen menerima vaksin.
“Kalau tahap kedua masih berproses. Artinya, harus menyesuaikan juga jadwal vaksinasi tahap pertama di dosis satu,” terang dr Husnul. (mus/sit)