Pemerintahan
Tingkatkan Nilai Hasil Pertanian, Pemkot Probolinggo Gelar Potensi Produk Unggulan dan Olahan
Memontum Probolinggo – Pemkot Probolinggi menggelar Potensi Produk Unggulan dan Olahan Hasil Pertanian di Halaman Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Selasa (18/07/2023) pagi. Kegiatan ini, untuk meningkatkan nilai ekonomis dari rendahnya harga jual komoditas pertanian.
Dalam gelaran ini, kegiatan diisi dengan menampilkan stan-stan pameran produk dan olahan hasil pertanian oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari lima kecamatan di Kota Probolinggo. Hadir dalam acara tersebut, Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin bersama istri yang juga Ketua TP PKK, Aminah Hadi.
“Kombinasi acara seperti ini sebagai upaya untuk mengedukasi Gapoktan dan KWT yang mengolah makanan ini,” ujar Habib Hadi .
Kegiatan ini, sekaligus memperingati Hari Krida Pertanian (HKP) Ke-51. Sementara dalam sambutannya, Habib Hadi juga menyoroti melimpahnya hasil panen yang dijual begitu saja tanpa melalui penambahan nilai.
Baca juga:
“Jika melihat hasil panen melimpah, berarti harus berpikir solusinya. Kelompok-kelompok wanita tani mampu membuat olahan-olahan yang sekiranya bisa menambah nilai ekonomis. Daripada hasil taninya hanya dijual begitu saja, berkurang nilainya atau bahkan rugi. Tetapi dengan adanya olahan-olahan ini, InsyaAllah akan ada aspek ekonomi yang lebih tinggi lagi,” ujar Wali Kota Habib Hadi.
Dirinya pun meminta kepada perangkat daerah terkait yaitu Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan menggandeng DKUMP Kota Probolinggo, untuk memberikan pelatihan yang komprehensif. Mulai dari pembuatan olahan produk dari pertanian, packaging hingga perizinannya.
“Sehingga, nantinya bisa dikemas menjadi produk yang menarik,” tambahnya.
Mantan anggota DPR RI ini juga mengimbau, agar KWT mampu memahami dampak dari potensi penurunan harga pada hasil panen. KWT harus mampu mencari terobosan agar produk olahannya bisa menembus usaha retail modern seperti Indomaret, Alfamart dan lainnya.
“Kekompakan dan komitmen dari seluruh kelompok tani ini perlu kita kuatkan kembali untuk terus melakukan inovasi dan terobosan di sektor pertanian. Walaupun lahan kita kecil, tetapi kita harus bisa menguasai market dan pasar di daerah lain. Saya akan terus mencoba MoU dengan daerah lain,” urainya.
Dirinya memberikan contoh, dengan adanya permintaan jagung untuk pakan ayam. “Petani bisa mulai menyuplai kepada pengusaha-pengusaha yang membutuhkan pakan jagung untuk ayam. Harapannya, market tersebut akan dikuasai oleh petani-petani di Kota Probolinggo,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Aries Santoso, mengatakan jika tantangan lain yang dihadapi petani di Kota Probolinggo adalah resistansi alih fungsi lahan. “Luas lahan pertanian semakin menyempit dan beralih fungsi. Ini termasuk tantangan,” jelasnya.
Aries pun menyebut, pihaknya tengah mengupayakan lahan-lahan marginal atau di sekitar rumah untuk bisa dimanfaatkan agar menghasilkan produk pertanian. “Seperti teknik hidroponik atau pola tanam tumpang sari. Kami memfasilitasi dengan bimbingan teknis agar petani-petani ini mampu mengelola usaha taninya,” jelasnya. (kom/nun/gie)