Surabaya
12 Putra-Putri Pebasket Indonesia, Terbang Ke Amerika
Surabaya, Memontum —Setelah lima hari penyelenggaraan proses seleksi Honda DBL Camp 2018, akhirnya terpilihlah 12 student-athlete putra dan putri terbaik dari seluruh Indonesia.
Seleksi yang diikuti 22 pesesrta, 30 kota dan 22 provinsi ini, melewati proses persaingan dan pemilihan yang sangat ketat. Para Honda DBL Indonesia All-Star 2018, nantinya akan menimba ilmu di Los Angeles, Amerika Serikat Februari 2019 mendatang.
“Jadi dari sekitar 40 ribu pebasket di Indonesia dan sekitar 250 anak 50 pelatih, mereka di kumpulkan di Surabaya. Selama lima hari mereka menjalani training camp, seleksi dan eleminasi. Dan pada akhirnya, kita memilih masing-masing 12 putra-putri pebasket muda terpilih,” ujar CEO DBL Indonesia Azzrul Ananda, ketika ditemui usai mengumumkan seleksi DBL Indonesia All Star 2018, di Atrium Food Society, Pakuwon Mall Surabaya, Sabtu (1/12).
Pria yang kerap disapa Azzrul ini mengaku, Ini adalah tim yang sudah konsisten dibentuk selama 11 tahun. Di Amerika, para pebasket muda ini, akan menjalani Training Camp dan bertanding melawan pebasket muda yang ada di AS serta dimanjakan untuk menonton langsung pertandingan NBA.
Menurutnya ini sebuah impian bagi pebasket nasional, untuk bisa belajar menimba ilmu dalam dunia basket. Azzrul menambahkan, menonoton langsung pertandingan NBA adalah suatu capaian yang membanggakan bagi mereka.
Azzrul menilai, pebasket di Indonesia, bertambah tahun kini semakin merata. Karena menurutnya, jika dulu pebasket DBL Imdonesia All Star, banyak diisi pebasket dari sekitaran wilayah Jawa saja. Tetapi pada gelaran tahun ini, diikuti pebasket muda dari berbagai wilayah yang ada di Indonesia.
Ia bersyukur karena dengan itu, popularitas dan kecintaan anak muda di Indonesia terhadap basket semakin meningkat.
“Ada Sulawesi, Ambon, Sumatera hingga Papua. Bahkan ada dua yang lolos dari Papua, tingginya sekitar dua meter. Bali tetap masih paling banyak, tetapi dari Sulawesi ada dua dan ada dari Cirebon, ini baru pertama kali anak Cirebon masuk All Star,” tandasnya.
Putra kandung Dahlan Iskan ini optimis, karena ini menunjukkan selama pihaknya pemperkembangan basket di Indonesia, maka bintang-bintang dan bibit muda ini pasti akan muncul. Azrul memprediksi dengan adanya DBL Imdonesia All Star maka perbasketan di Indonesia akan cerah.
Kenapa?, ia beralasan, pebasket yang sudah menjadi All Star sepuluh, sembilan bahkan delapan tahun lalu, sekarang, semua sudah ada di IBL maupun di Timnas Basket.
“90 persen Timnas Putri adalah mantan All Star. Jadi yang ia lihat sekaramg ini adalah masa depan nasket Indonesia. Dan mungkin dalam lima tahun lagi, ya mereka ini yang terkenal, yang meraih medali-medali di tingkat nasional maupun internasional,” paparnya.
Menanggapi pebasket muda di Indonesia. Untuk partisipasi, ia mengira olah raga basket adalah tertinggi nomer dua setelah sepak bola. Namun jika di Survei di kota-kota besar di Indonesia, olahraga favorit anak di bawah usia 18 tahun adalah basket, bukan sepak bola. “Jadi masa depan basket cukup kuat di Indonesia. Kalau pemgelolaannya baik,” tegasnya.
Andrew Vlahov, Head Coach World Basketball Academy serta International Coach Honda DBL Camp 2018 menuturkan bahwa musim ini sangat luar biasa. Pasalnya, secara skill, campers memiliki kemampuan yang merata. Bahkan di setiap step seleksi mulai dari best 50, best 24, Wild Card, hingga Honda DBL Indonesia All-star 2018 para coach dibuat kesulitan memilih mereka.
“Di tahun ini, campers terutama putra memiliki fundamental yang lebih bagus dibanding musim sebelumnya. Harapannya, tahun ini outputnya akan lebih kuat,” ujar Andrew.
Namira Ramandha dari SMAN 5 Bogor dan Andreas Marcellino Bonfilio dari ST Louis Surabaya terpilih menjadi Most Valuable Player (MVP). Namira mengatakan, jika dirinya bangga bisa terpilih dua kali di DBL Indonesia All Star dan menjadi MVP, pada Honda DBL Camp 2018 (Putri).
Ia pun merasa senang meski tidak tahu apa yang menjadi kelebihannya tahun ini. Ia hanya fokus untuk menjadi lebih baik, menimba ilmu sebanyak mungkin untuk bisa belajar ke Amerika Serikat lagi.
Menurut Namira, ia ingin ke Amerika Serikat sekali lagi karena pelajaran tahun lalu sangat berguna untuknya.
“Saya sangat senang bisa terpilih yang kedua kalinya. Ya semoga DBL bisa terus konsisten menyelenggarakan proses seleksi ini, supaya akan ada anak-anak muda yang bisa seperti saya,” ungkap Namira.
Sedangkan Marcell bersyukur kepada Tuhan, karena berkatNYA. Dirinya bisa melenggang ke Los Angeles Amerika Serikay. Dirinya juga mengaku, selama training camp ia sangat bekerja keras dalam setiap proses latihannya.
Marcell tak mempermasalahkan, walupun rekan-rekannya, memiliki badan yang cukup tinggi darinya. Karena menurutnya, yang terpenting adalah kerja keras dan mempunyai kecerdasan dalam bermain.
“Bedanya latian biasa dengan training camp itu, waktunya lebih padat semua asudah terjadwal dam cukup menguras banyak energi, harus jaga waktu. Setelah ke Amerika, akan bagikan pengalmanku di sana dengan teman-temanku,” tutupnya sembari tersenyum. (sur/ano/oso)