Sidoarjo
Tolak Valentine Day, Ratusan Siswa Smamda Kampanyekan Moral Day
Memontum Sidoarjo—– Ratusan siswa dan siswi SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo menggelar aksi penolakan Valentine Day yang jatuh pada 14 Pebruari 2019. Aksi penolakan ini diwujudkan para siswa dengan menggelar aksi Moral Day untuk mengembalikan moral dan etika pelajar maupun pemuda muslim kembali ke ajaran Nabi Muhammad SAW.
Aksi moral day ini, selain ditunjukkan dengan berbagai teatrikal juga diselingi berbagai orasi. Bahkan juga digelar aksi longmach, teriakan yel-yel dan membentuk formasi penolakan terhadap acara Valentine Day yang dianggap sering menyesatkan umat Islam.
“Moral Day ini berbicara soal generasi muslim. Karena saat ini gerah dengan generasi yang lain terutama yang memperingati Hari Valentine Day. Moral Day mengingatkan kembali tentang akhlak dan etika sebagai muslim. Karena Valentine Day tidak ada norma dan etika baik dari sisi ajaran Islam tak ads sama sekali,” terang Kepala Smamda Sidoarjo, Wigatiningsih kepada Memontum.com, Kamis (14/2/2019).
Perempuan berjilbab yang akrab dipanggil Wigati ini mengungkapkan agar setiap umat muslim selalu mencegah dan memberikan peringatan kepada hal-hal yang bersifat buruk dan berdekatan dengan kejelekan. Baginya jika semua kesalahan dan kejelekan dibiarkan, maka akan menjadi sebuah hal yang legal (resmi) dan menjadi hal biasa.
“Kalau tidak ada yang mau mencegah maupun mengingatkan atas semua kesalahan yang ada. Termasuk Valentine Day kalau dibiarkan dan dicueki umat Islam maka semua akan terbiasa dengan peringatan Valentine Day. Padahal peringatan itu tak sesuai dengan ajaran umat Islam. Maka dari itu siswa dan siswi kami mengingatkan umat Islam tak ada ajaran peringatan Valentine Day,” imbuhnya.
Kegaiatan kampanye Moral Day ini, bagi Wigati sangat peting. Apalagi, para siswa dan siswinya juga berasal dari berbagai latar belakang ekonomi, sosial dan budaya yang berbeda-beda.
“Kegiatan kampanye moral day ini penting. Agar tanggal 14 Pebruari tidak diperingati sebagai Hari Valentine Day tapi diperingati sebagai Moral Day. Kembalinya moral, etika dan nilai-nilai keagamaan,” tegasnya.
Sementara salah satu siswa kelas 11 MIPA-1, Naufal Basam Amin menilai jika kampanye moral day sangat penting bagi kalangan pemuda dan pelajar. Bagi pelajar yang akrab dipanggil Basam ini, jika moral dinomorduakan maka umat tinggal menunggu kehancuran saja.
“Karena kami ini menjadi pelajar yang berakhlak, bermoral dan beradap sesuai tuntutan nabi Muhammad SAW. Bukan menjadi umat agama lain yang memperingati Hari Valentine Day,” tandasnya. Wan/yan