Sidoarjo
Jadikan Perbedaan Sebagai Alat Pemersatu, H Sungkono Sosialisi 4 Pilar Kebangsaan
Memontum Sidoarjo – Mendekati Pilpres dan Pilleg gejolak masyarakat dirasakan makin mendidih. Dari aspek kerawanan memang mengkuatirkan, maka dari itu kondisinya harus dijaga oleh seluruh elemen masyarakat dengan memprioritaskan persatuan dan kedamaian di negeri ini.
Hal itu disampaikan H Sungkono, MPRRI, H Sungkono saat melakukan sosiallisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, di Surabaya. Rabu (13/3). Untuk itu politisi asal Tanggulangin Sidoarjo berharap tokoh masyarakat harus bekerja keras mendinginkan gejolak yang ada dibawah.
” Pilleg dan Pilpres adalah peristiwa biasa dan sudah rutin terjadi di negara berdemokrasi seperti Indonesia. Yang penting masyarakat jangan terpecah gara-gara peristiwa ini,” harapnya.
Menurutnya ada 2 kubu yang berbeda pilihan, dan yang tidak habis pikir kedua kubu ini militan. Saling serang di medsos dan bahkan sampai berdampak hukum. “Mereka melupakan kalau kita ini hakekatnya bersaudara. Satu keluarga besar,” ucapnya di depan ratusan peserta.
Sebagai anggota MPR, Sungkono merasa miris dengan gejolak yang ada di dalam masyarakat saat ini. Makin mendekati hari H pencoblosan dirasakan getaran politik kian terasa.
Ia sangat berharap, masyarakat untuk tidak larut dengan perbedaan. Perbedaan itu rahmat dan jadikan perbedaan sebagai pemersatu, bukan untuk jadi pemecah.
“Pokoknya tugas kita bersama untuk mengingatkan masyarakat untuk riang gembira saja mengikuti jalannya Pilpres dan Pilleg, tidak usah mem fitnah apalagi menyebarkan hoax,” tandasnya.
Lebih lanjut H Sungkono menyatakan, masih banyak yang dikerjakan negara untuk mensejahterakan rakyat. dengan bergandeng tangan, kesulitan ekonomi atau beban hidup yang berat akan bisa teratasi.
Yang penting masyarakat rukun dulu, guyub toleran dan kemudian bergandengan menciptakan kedalamaian serta menjaga persatuan. Untuk tokoh-tokoh dari kedua kubu agar mejaga ucapan dan tingkah lakunya, sukur-sukur memberikan pernyataan yang mendinginkan suasana.
Bukan malah membakar. Masyarakat saat ini sensitif terhadap berbagai isu, dan agar tidak tergelincir ke masalah hukum sebaiknya masyarakat jangan mudah termakan isu yang dimunculkan lewat dunia maya.
Caranya, agar menahan diri tidak cepat emosi menggerakkan jari-jarinya mengomentari hal tidak penting di ponselnya. Jangan buru-buru bereaksi menerima informasi yang belum akurat kebenarannya. (fan/yan)