Bondowoso
Pasca Tragedi Thoriq, Pemkab Bondowoso Berencana Pasang Portal Bukit Piramid
Memontum Bondowoso – Pemkab Bondowoso melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat berencana melakukan pemortalan kawasan Bukit Piramid Gunung Argopuro. Rencana pemortalan dilakukan setelah tragedi meninggalnya Thoriq Risky Maulidan, pelajar lulusan SMPN 4 Bondowoso akibat terjatuh dari lereng Bukit Piramid pada 23 Juni 2019 dan mayatnya baru ditemukan 12 hari kemudian pada 5 Juli kemarin.
Kepala BPBD Bondowoso Kukuh Triatmoko di Pendapa Bupati usai acara evaluasi penyelamatan dan jalur pegunungan, pagi kemarin (8/7/2019) mengatakan, rencana pemortalan kawasan Bukit Piramid Gunung Argopuro merupakan upaya Pemkab Bondowoso untuk mengantisipasi jatuhnya korban lagi.
”Artinya, pemortalan nanti agar selektif bagi pendaki yang mendaki kawasan Bukit Piramid Gunung Argopuro. Jadi, untuk memastikan yang naik ke sana benar-benar pendaki gunung,” kata Kukuh.
Karena itu, menurut Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK), Bakesbangpol, dan Disnakertrans ini, semua pihak akan merumuskan regulasi pendakian Bukit Piramid. Diantaranya, Perhutani selaku pemangku hutan dan Disparpora Bondowoso sebagai pengelola destinasi wisata.
”Dari hasil evaluasi, ini nantinya kita lanjutkan dengan melakukan koordinasi bersama Perhutani sebagai pemangku hutan dan Disparpora sebagai pengelola destinasi wisata di Bondowoso,” jelasnya.
Untuk itu, Kukuh meminta masyarakat untuk bersama-sama menjaga pintu masuk pendakian kawasan Bukit Piramid yang juga dikenal Punggung Naga, sebelum regulasi pemortalan dikeluarkan Pemkab Bondowoso.
”Kita sekarang sudah berkoordinasi dengan masyarakat sekitar kawasan Bukit Piramid untuk pintu masuk pendakian. Kita juga sudah mulai menghidupkan portal, yang bisa masyarakat sekitar,” katanya.
Sementara itu, Eko Wahyu Prasetyo, komandan tim pencarian dan penyelamat yang menemukan mayat Thoriq mengatakan, jalur pendakian Bukit Piramid sangat beresiko bagi orang yang mencoba menaklukkannya. Karena, jalur lereng bukit menuju pegunungan Argopuro sangat tipis dibandingkan gunung lainnya.
”Jalurnya sekitar satu jengkal. Siapa pun yang naik kesana harus fokus, karena salah sedikit bisa fatal terjatuh ke jurang yang curam,” kata pria yang juga anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung atau Wanadri ini. (ido/yan)