Blitar
25 Hektare Sawah yang Terendam Banjir Belum Tercover Asuransi
Memontum Blitar— Area persawahan seluas 25 hektare di Kecamatan Sutojayan terendam banjir. Meskipun menjadi langganan banjir setiap tahun, namun ternyata puluhan hektare sawah yang terendam banjir tersebut, belum masuk dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Slamet, salah satu petani yang sawahnya terendam banjir mengaku, jika tidak mengetahui kalau ada Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Rata-rata petani di Sutojayan, setiap tahun memang sudah pasti merasakan banjir seperti ini. Warga juga tidak bisa melakukan apapun, karena banjir datang sewaktu-waktu.
“Kami belum masuk asuransi karena tidak tahu kalau ada asuransi. Kami cuma bisa nunggu sampai airnya surut saja, dan kembali mengulang dari awal. Karena biasanya bibit padinya sudah busuk terendam air”, keluh Slamet, Senin (27/11/2017).
Belum adanya Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tersebut, dibenarkan Kepala Kelurahan Sutojayan, Sugeng. Menurut Sugeng, rata-rata petani belum mengikuti AUTP. Setelah hujan deras mengguyur Sutojayan, pihaknya bersama kelompok tani langsung melakukan pengecekan ke sejumlah area persawahan. Akibat banjir air menggenangi sejumlah persawahan warga di daerah tersebut, bahkan hingga masuk ke pemukiman warga. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama. Kondisi air di pemukiman sudah surut, hanya menyisakan rendaman air di persawahan warga seluas 25 hektar.
“Ada sekitar 25 hektare sawah warga yang terendam. Rata-rata yang terendam adalah tanaman padi yang baru berusia sepuluh hari. Karena ini memang baru saja memasuki musim tanam,” jelas Sugeng.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar, Eko Priyo Utomo mengatakan, kesadaran petani di Kabupaten Blitar untuk ikut AUTP masih rendah. Data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Pangan menyebutkan, pada 2017 ini dari total areal persawahan seluas 31.693 hektare, hanya 359,12 hektare yang sudah didaftarkan AUTP. Angka ini jauh menurun dibandingkan tahun 2016, dimana ada 7,3% sawah seluas 2.327 hektare yang sudah tercover AUTP.
“Asuransi jenis ini masih menjadi hal baru bagi petani. Namun menjadi sangat penting karena seperti yang kita ketahui beberapa wilayah di Kabupaten Blitar rawan bencana. Salah satunya di Kecamatan Sutojayan”, terang Eko Priyo Utomo.
Eko Priyo Utomo mengakui, kurangnya sosialisasi kepada petani terkait AUTP karena sosialisasi program ini masih terkendala kurangnya SDM. Karena pihak Jasindo selaku pengelola jasa asuransi ini yang melakukan sosialisasi. (an/jar/yan)