Kota Malang
Aksi Bela Tauhid di Alun-Alun Kota Malang, Rawan Bentrok, Forkopimda Minta Peserta Aksi Bubar
Memontum Kota Malang – Massa aksi bela Kalimat Tauhid di Alun-Alun Kota Malang, pada Minggu (28/10/2018) sekitar pukul 05.00, bubar. Mereka diminta untuk membubarkan diri agar tidak sampai terjadi bentrok. Apalagi sudah ada penolakan dari beberapa elemen masyarakat terhadap massa yang berkumpul di Alun-Alun Kota Malang.
Terpasang spanduk besar dengan tulisan “Iki arema ojok gae kisruh, provokasi berkedok agama” di Alun-Alun Kota Malang. Tentunya kedatangan massa dari berbagai daerah ini tidak dikehendaki oleh sebagian masyarakat. Massa yang sudah berdatangan sejak pukul 02.00, akhirnya membubarkan diri sekitar pukul.06.00.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang, mereka mengimbau supaya peserta aksi pulang ke rumahnya masing-masing. Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri SIK MH mengatakan bahwa peserta aksi membubarkan diri setelah mendapat imbauan dari Forkopimda.
“Pagi ini ada aksi yang mengatasnamakan bela Tauhid Malang Raya. Mereka rata-rata dari luar Kota Malang. Setelah sholat subuh di Masjid Jami’. Mereka herkumpul di Alun-Alun Kota Malang. Oleh Forkopimda diberikan imbauan bahwa Kota Malang sudah kondusif. Pak Walikota Malang, tokoh agama, tokoh masyarakat, kami memberikan imbauan supaya massa yang datang bisa kembali ke tempatnya masing-masing. Untuk pulang ke rumah,” ujar AKBP Asfuri.
Saat ditanya apakah aksi ini sudah ada ijinnya atau tidak, AKBP Asfuri mengatakan kalau massa aksi sebelumnya hanya menyampaikan pemberitahuan adanya kegiatan pawai dari alun-Alun Kota Malang ke Balaikota Malang. “Setelah kita imbau massa tidak jadi melakukan pawai dan membubarkan diri pukul.06.05,” ujar AKBP Asfuri.
Untuk menjaga aksi massa ini, petugas gabungan disiagakan sebanyak 600 personil. ” TNI-Polri, juga BKO Polda Jatim, total 600 personil. Kita akan terus menjaga Kota Malang agar selalu aman dan kondusif,” ujar AKBP Asfuri.
Hendra Kurniawan, salah seorang panitia aksi di Alun-Alun Kota Malang, Minggu (28/10/2018) pagi mengatakan bahwa aksinya sebagai bentuk solidaritas terhadap kejadian di Garut, Jawa Barat. Aksi rencana digelar usai salat subuh, berjalan dari Alun-Alun Masjid Jami, menuju Alun-Alun Balai Kota melewati Jalan Kahuripan. Pihaknya sempat menyayangkan dengan kehadiran orang-orang tidak dikenal.
“Bendera yang kami bawa diminta untuk diturunkan itu yang membuat kami kecewa. Tadi ada orang-orang yang tidak kami kenal karena tidak berseragam,” ujar Hendra.
Sempat terjadi dorong mendorong antara peserta aksi dengan masyarakat yang menolak. Beruntung petugas kepolisian dan TNI bergerak cepat melakukan pengamanan hingga tidak ada pihak yang terprovokasi. Meskipun dalam rekaman yang beredar di youtube sempat terjadi pemukulan, namun kondisi ini segera berhasil diamankan hingga situasi kembali kondusif. (gie/yan)