Kabupaten Malang
Angka Stunting Kabupaten Malang Alami Penurunan, Perubahan Perilaku Jadi Syarat Utama
Memontum Malang – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Mursyidah, menyampaikan bahwa angka stunting di Kabupaten Malang, sudah cukup mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, angka stunting untuk kabupaten, turun hingga 8 persen.
“Stunting kita sekarang turun jadi 8 persen. Sebelumnya, angka stunting kabupaten (Malang, red), berada di angka 23 persen. Pencapaian ini, tentunya lebih rendah dari angka nasional,” kata Mursyidah, seusai menggelar pertemuan lintas sektor dalam peningkatan capaian imunisasi dasar lengkap (IDL) menyongsong Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), Senin (20/06/2022) tadi.
Dirinya juga menjelaskan, bahwa penurunan angka stunting di Kabupaten Malang, ini merupakan hasil dari kerja sama seluruh elemen yang ada. “Dalam menangani stunting, kita tidak bisa sendirian. Kita bekerja sama dengan semua pihak, baik profesi, baik perguruan tinggi, lintas sektor, serta semua OPD yang membantu sesuai fungsinya masing-masing,” imbuhnya.
Baca juga :
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
- Pj Wali Kota Malang Dukung Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk Petugas Pilkada 2024
Dari kerja sama tersebut, lanjut Mursyidah, dapat dilakukan penyuluhan yang efektif sampai tingkat desa. “Karena pendataannya pada tingkat desa, maka kami harapkan datanya adalah benar. Sehingga, nantinya penanganan stunting akan teratasi dengan baik,” tambahnya.
Mursyidah juga menyampaikan, angka stunting bisa mencapai 0 persen, jika terdapat perubahan perilaku dari semua lini. “Kalau 0 persen itu sulit, karena kita harus melakukan perubahan perilaku. Kita pernah melakukan penelitian, ternyata hasilnya bahwa stunting ini berasal dari perilaku keluarga,” terangnya. (cw1/sit)