SEKITAR KITA
Antisipasi Penularan Varian Omicron, Pemprov Jatim Lakukan WGS pada Pasien Covid-19
Memontum Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur melakukan Whole Genome Sequencing (WGS) untuk pasien Covid-19 dari seluruh daerah Jatim yang memiliki CT Value di bawah 20. Langkah ini dilakukan, sebagai upaya antisipasi adanya penularan Covid-19 varian Omicron.
“Kami lakukan WGS pada pasien Covid-19 yang memiliki CT Value di bawah 20. Sejauh ini, hal itu pernah dilakukan untuk menemukan vairan-varian seperti alfa, delta, dan delta plus. Sampai saat ini Omicron tidak ditemukan,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim, Makhyan Jibril Al-Farabi, Senin (29/11/2021).
Jibril menjelaskan, CT Value merupakan istilah untuk menggambarkan jumlah partikel virus yang ada dalam tubuh pasien. Tingkat infeksius atau kemampuan seseorang dalam menularkan virus juga dapat dinilai dari CT Value. Semakin tinggi nilai CT seseorang, maka makin rendah kemungkinannya untuk menyebarkan virus yang dapat menginfeksi.
Sebaliknya, terang Jibril, bahwa makin rendah CT Value seseorang, pasien tersebut makin infeksius. “Kalau ada pasien yang terdeteksi memiliki CT Value di bawah 20, kami akan kirim ke Universitas Airlangga Surabaya untuk dilakukan WGS. Dengan demikian, kita bisa memetakan lokasi,” terangnya.
Baca juga :
- Pemkot Malang Targetkan Penyelesaian Masalah Anak Putus Sekolah Rampung di 2024
- Bakesbangpol Kota Malang Pastikan TPS Pilkada 2024 Aman dari Banjir di Musim Penghujan
- Atasi Lonjakan Harga Sembako Menjelang Pilkada, Pemkot Malang Siapkan Operasi Pasar
- Datangi Kampung Biru, Abah Anton Terima Dukungan untuk Kembali Memimpin Kota Malang
- Pj Wali Kota Malang Tekankan Kewaspadaan Dini Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, selain WGS, beberapa hal yang dilakukan adalah menutup akses masuk dari luar negeri, baik dari Afrika Selatan, tempat penyebaran varian Omicron maupun dari neegara lain. “Bandar Udara Internasional Juanda sudah tutup. Tapi di daerah laut (transportasi laut) harus diwaspadai,” ujarnya.
Sementara itu, Jibril mengingatkan pada kasus penemuan varian Delta dan Delta Plus lalu, bahwa varian tersebut ditemukan setelah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) masuk ke Jawa TImur via Pelabuhan. “Padahal, saat itu pelabuhan telah dijaga ketat,” terangnya.
Lebih lanjut Jibril mengaku, bahwa Bandara Juanda memang sudah ditutup. Tetapi di pelabuhan kemungkinan perjalanan internasional harus diwaspadai. “Bila ada kemungkinan perjalanan internasional, akan kami isolasi bila ada kemungkinan infeksi varian baru,” jelasnya. (ade/sit)