Banyuwangi
ARB, Warga Mandar dan Pengembangan Penggiat Seni Dukung Gandrung Sewu
Memontum Banyuwangi – Penolakan pagelaran Gandrung Sewu oleh Front Pembela Islam (FPI) yang diduga mengumbar kemaksiatan, langsung mendapat respon Aliansi Rakyat Banyuwangi (ARB) dan warga Kampung Mandar. Pasalnya pagelaran Gandrung Sewu merupakan ikon Banyuwangi dan mampu mendongkrak nama Banyuwangi hingga ke seluruh Indonesia bahkan Internasional.
ARB, Perwakilan warga Kampung Mandar dan penggiat seni Banyuwangi menggelar audensi dengan dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) mensuport agar pelaksanaan event Festival Gandrung Sewu tetap dilaksankan.
Juru bicara ARB, Penggiat Seni dan warga kampung Mandar, Endras Puji Yuwono menegaskan, pagelaran festival Gandrung Sewu harus tetap dilaksanakan, dan jangan terpengaruh oleh seruan kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab.
“Kami bersama kelompok masyarakat, perwakilan warga kampung Mandar serta penggiat seni siap mengawal pagelaran Gandrung sewu, dan Pemerintah tidak usah takut oleh seruan orang yang tidak bertanggung jawab,”tegas Endras.
Pagelaran Gandrung Sewu di pantai boom, kelurahan Mandar sudah bertahun tahun dilaksankan dipantau boom. Bahkan sejak pertama kali pelaksanaan Gandrung Sewu di pantai boom tersebut mampu mendongkrak wisata pantai boom.
“Gandrung itu seni asli Banyuwangi, yang harus kita lestarikan. Jika pagelaran Gandrung Sewu itu dikatakan maksiat, maksiat dari mana, coba tunjukan kepada saya,”ungkap Endras Puji Yuwono, usai menggelar audensi tertutup dengan Disbudpar, Senin (15/10/2018) siang.
Endras mengungkapkan, seni Gandrung Sewu yang saat ini namanya sudah merambah di tingkat Nasional bahkan Internasional seharusnya masyarakat Banyuwangi turut menjaga dan melestarikannya. Dan jangan diganggu kesenian milik masyarakat Banyuwangi ini.
“Seharusnya, sebagai warga Banyuwangi bangga dengan seni Gandrung ini, dan jangan diruweti, mari kita jaga seni asli Banyuwangi, dan turut melestarikannya, sekali lagi jangan ganggu festival Gandrung Sewu,”pinta Endras, yang juga ketua Lembaga Penelitian Merah Putih (Lemlit MP) itu.
Kelompok masyarakat, serta penggiat seni Banyuwangi, berencana membuat posko di areal wisata pantai boom, yang lebih dikenal Taman Hiburan Rakyat (THR) Banyuwangi.
“Kami bersama masyarakat akan membuat posko pengamanan di areal pantai boom atau lebih dikenal THR, sebagai langkah antisipasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab itu,”tandasnya.
Perwakilan warga Mandar, Sahak menegaskan warga Mandar menolak jika ada pemindahan lokasi festival Gandrung Sewu dari pantai boom. Menurutnya, warga Kampung Mandar adalah warga pesisir Mandar dan Kampung Ujung dengan tegas menolak jika kegiatan festival Gandrung Sewu dialihkan di tempat lain.
“Kami mendukung pemerintah, pagelaran festival Gandrung Sewu tetap dilaksanakan di pantai boom ini, dan jangan sampai di pindah, jika ada pihak-pihak lain yang tidak sudah dan menolak pergelaran Gandrung Sewu ditempatkan di pantai boom ini, kami siap menghadapi,”tegas Sahak.
Sementara, Kepala Dinas Kabupaten Banyuwangi M.Y.Bramuda, menuturkan bahwa tidak ada pemindahan lokasi festival Gandrung Sewu. Sampai detik ini masih belum ada rapat tentang pemindahan lokasi Gandrung Sewu. Jadi festival Gandrung Sewu akan tetap di laksanakan sesuai agenda yang ada.
“Sesuai agenda, pagelaran festival Gandrung Sewu tetap dilaksanakan di pantai boom, tidak ada rencana pengalihan lokasi pagelaran festival Gandrung Sewu,”ujar Kadisbudpar, M.Y. Bramuda. Seperti diketahui, ketua FPI Banyuwangi, Agus Iskandar beberapa waktu lalu melakukan statement di salah satu media menolak pagelaran Gandrung Sewu, menurutnya, pagelaran Gandrung Sewu itu mengandung maksiat yang akan mendatangkan azab dari Allah, seperti ya g saat ini terjadi di Palu dan Donggala, harus menjadi cermin bagi masyarakat Banyuwangi. (gus/yan)