SEKITAR KITA
Atasi Penumpukan Pasien di Ruang IGD dr Soedomo, BPBD Trenggalek Dirikan Tenda Darurat
Memontum Trenggalek – Kapasitas ruang perawatan di RSUD dr Soedomo Trenggalek, penuh. Akibatnya, belasan pasien yang harus menjalani perawatan, harus terkumpul di ruang tunggu Instalasi Gawat Darurat (IGD). Bahkan, diantaranya dalam kondisi kritis dengan saturasi oksigen rendah.
Direktur RSUD dr Soedomo Trenggalek, dr Saeroni, mengatakan bahwa dalam setiap harinya, rata-rata pasien yang datang ke RSUD dr Soedomo, sebanyak 30 orang. Kebanyakan, dari mereka atau pasien yang datang, dalam kondisi positif Covid-19.
Baca Juga:
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
Sebagaimana diketahui, kapasitas ruang perawatan di IGD RSUD, hanya ada 18 bed. Sedangkan pasien yang datang, berjumlah 30 orang. Akibatnya, belasan pasien terpaksa harus menjalani perawatan di luar atau di ruang tunggu IGD.
“Sebagai rumah sakit pemerintah, mau tidak mau kita tetap harus mengutamakan pelayanan masyarakat. Jadi, meskipun IGD penuh, kita coba melakukan perawatan di luar IGD. Ini adalah wujud empati dan simpati kita terhadap pasien yang datang,” imbuhnya, Kamis (22/07) tadi.
Dalam kondisi keterbatasan oksigen dan tenaga perawat, tambahnya, pihak RSUD sebelumnya telah menawarkan kepada keluarga pasien. Yakni, apakah mau dan bersedia dirawat dengan keterbatasan tempat yang ada. Bahkan, pihaknya juga tidak mempermasalahkan, jika ada keluarga pasien tidak berkenan dirawat ditempat yang bukan seharusnya.
Disinggung mengenai pasien dengan gejala Covid-19, yang terkonsentrasi di ruang tunggu, dirinya belum dapat memastikan. Apakah pasien yang ada di ruang tunggu, merupakan pasien positif Covid-19, ataukah bukan.
“Kalau untuk itu, kita belum bisa memastikan. Karena hasil pemeriksaan tes usap pasien, masih belum keluar. Sehingga, kita harus menunggu hasil tes PCR,” terang Sunarto.
Hingga tadi, kebanyakan pasien yang dirawat di ruang tunggu IGD, tampak dengan kondisi terpasang infus dan tabung oksigen di samping tempat perawatan. Itu karena, ruang perawatan pasien penuh dan membuat BPBD Kabupaten Trenggalek, harus mendirikan tenda di halaman parkir RSUD dr Soedomo Trenggalek.
Pemasangan tenda tersebut, dilakukan untuk mengganti ruang tunggu di IGD, pasca tempat itu dijadikan lokasi perawatan pasien. “Pemasangan tenda darurat di halaman parkir RSUD dr Soedomo ini sudah dilakukan sejak 19 Juli kemarin. Kita pasang satu tenda. Tetapi jika dirasa kurang, maka akan kita tambah lagi,” terang Kepala BPBD Trenggalek, Joko Rusianto.
Masih menurut Joko, pemasangan tenda ini, bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan pasien yang lebih tinggi lagi. Adanya lonjakan pasien Covid-19 ini, juga termasuk bencana, yakni bencana non alam.
“Ini termasuk bencana non alam. Sehingga menjadi tanggung jawab BPBD dalam proses penanganannya,” tegasnya. Pihaknya berharap, nantinya tidak akan ada lagi pemasangan tenda darurat di area RSUD dr Soedomo Trenggalek. Artinya, penambahan pasien Covid-19 di Kabupaten Trenggalek sudah mulai melandai atau bahkan bisa menurun. (mil/ed2)