Pemerintahan
Bahas DED RTH Buring, Wali Kota Malang Tekankan Tempat Jogging Track, Lansia dan Kawasan Disabilitas
Memontum Kota Malang – Wali Kota Malang, Sutiaji, menghadiri Forum Group Discussion (FGD) 2 pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Buring di salah satu hotel Kota Malang, Selasa (02/11/2021). Seperti diketahui, sebelumnya RTH ini diwacanakan bernama Alun-Alun Kedungkandang.
Namun, Wali Kota Sutiaji mengatakan bahwa penamaan tersebut belum finalisasi. Saat ini, yang ditekankan pihaknya adalah fasilitas yang mendukung daya tarik RTH tersebut.
“Untuk penamaan masih belum, tidak tahu nanti apakah jadi dinamakan Alun-Alun Kedungkandang atau nama lainnya untuk RTH Buring ini. Yang terpenting, tadi disampaikan oleh konsultan bahwa fasilitas di sana (Kedungkandang, red) ternyata sudah memadai untuk semua kalangan,” jelas Sutiaji.
Baca juga:
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
Dirinya memaparkan, bahwa akan terdapat jalur sepeda, jogging track, kawasan Lansia dan kawasan untuk disabilitas. “Saya minta juga ada burung-burung nantinya. Tetapi, itu harus betul-betul dijaga supaya tidak diambil. Kemudian usulan saya tadi, begitu masuk kawasan area tersebut, ada sound yang menjelaskan tentang konsep. Lalu, ketika malam ada empat titik lampu empat dimensi yang bisa menyoroti semua. Akan dipasang 45 CCTV juga di sana,” terang Sutiaji.
Tidak hanya itu, orang nomor satu di Pemerintah Kota Malang itu juga mengusulkan, ada satu titik di area RTH yang dipenuhi oleh pohon-pohon tabebuya. Hal itu guna menunjang spot foto di kawasan tersebut.
“Saya juga menyarankan tolong dibuatkan video moving, tapi by event dan tidak terus menerus. Kemudian juga permainan lampu-lampu, itu bisa menarik pengunjung,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Wahyu Setianto, menjelaskan bahwa penamaan RTH Buring ini nantinya harus menggambarkan wajah Kota Malang.
“Kalau Detail Engineering Design (DED) sudah jadi, kan tidak mungkin diberi nama RTH. Pasti ada pergantian nama dan itu sesuai masukan yang ada, pokoknya menggambarkan wajah Kota Malang,” terang Wahyu.
Kali ini, DED pun masih belum menemui kata sepakat, dalam artian perlu diperbaiki dan ditambah lagi. “DED ditargetkan insyaallah bulan ini selesai, tapi nanti dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari peserta FGD. Sehingga bisa jadi ada FGD lanjutan, kita lihat saja dulu,” tambahnya.
Karena belum finalnya DED RTH Buring ini, Wahyu belum bisa memastikan, berapa anggaran yang akan dikeluarkan DLH untuk pembangunannya. “Hanya saja, sudah kita anggarkan kemarin Rp 5 miliar dulu di tahun 2022. Sepertinya anggaran segitu memang masih kurang. Tapi nanti nyambung, misalkan dari anggaran Rp 5 miliar mana dulu yang bisa dibangun. Jadi bertahap,” terang mantan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan tersebut. (hms/mus/sit)