Berita
BHS Motivasi Petani Jamur dan Siapkan Asosiasi
Mengandung Kolagen dan Pencegah Kanker
Memontum Sidoarjo – Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo Bambang Haryo Soekartono (BHS) memotivasi para petani jamur tiram di Sidoarjo. Jika sebelumnya, memberikan motivasi untuk petani jamur tiram di Desa Wadungasih, Kecamatan Buduran, kali ini BHS memotivasi petani jamur tiram di Desa Keper, Kecamatan Krembung, Sidoarjo.
Tidak hanya memotivasi, BHS juga mengapresiasi usaha para petani jamur tiram di Sidoarjo. Bahkan juga memberikan bantuan. BHS menilai, usaha budidaya jamur tiram memiliki potensi luar biasa yang bisa menumbuhkan geliat perekonomian masyarakat Sidoarjo.
“Budidaya jamur tiram ini memiliki potensi luar biasa. Jamur bisa memenuhi gizi masyarakat. Jamur tiram mengandung kolagen yang bisa menjadi obat pemutih dan mencegah keriput untuk perempuan dan ibu-ibu,” ujar BHS saat mengunjungi budidaya jamur tiram, di Desa Keper, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Selasa (04/08/2020).
Mantan anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI periode 2014-2019 ini menjelaskan jamur tiram selain menyehatkan juga harganya terjangkau yakni Rp 14.000 per kilogram. Padahal, kandungan gizinya sangat luar biasa. Bahkan bisa mencegah dan mengobati kanker payudara dan rahim.
“Manfaat jamur tiram Ini perlu diekspose ke publik. Selain bergizi tinggi, jamur bisa dikonsumsi kalangan ibu-ibu. Bahkan nilai potensi ekonomi budidaya jamur tiram sangat luar biasa. Karena budidaya jamur sebuah usaha tangguh, yang bisa menumbuhkan geliat perekonomian di kalangan masyarakat pedesaan. Ini harus diberdayakan,” imbuh pengusaha transportasi laut ini.
Karena itu, Alumnus ITS Surabaya ini langsung memberikan bantuan permodalaan. Hal ini setelah berdialog dengan salah satu petani jamur tiram, Eko Andik Susanto. BHS mendapatkan keluhan soal keterbatasan modal untuk pengembangan budidaya jamur tiram itu. Spontan, BHS memberi bantuan uang tunai untuk penambahan modal usaha jamur tiram itu.
“Saya bantu untuk membeli alat memasak (pembibitan) jamur. Saya berharap bantuan ini bisa menambah kapasitas panen jamur tiram yang dikelola. Sekarang usaha ini berskala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tapi, kami harap jadi petaninya jadi konglomerat. Sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi dan menyehatkan warga Sidoarjo,” tegasnya.
Selain itu, BHS mengungkapkan jumlah petani jamur di Sidoarjo cukup banyak dan tersebar di sejumlah wilayah desa dan kecamatan. Akan tetapi, hingga saat ini belum memiliki wadah atau perkumpulan (asosiasi) layaknya di daerah lainnya. Misalnya petani jamur tiram di wilayah Malang, Batu dan Pasuruan yang sudah ada wadahnya.
“Kalau saya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, saya akan memfasilitasi dan mendorong adanya asosiasi petani jamur di Sidoarjo,” jelas Bacabup yang mengantongi rekomendasi Partai Garindra ini.
Sementara salah seorang petani jamur tiram asal Desa Keper, Kecamatan Krembung, Eko Andik Susanto mengaku berbudidaya jamur tiram itu sudah dimulainya sejak empat tahun lalu. Semula dia hanya memiliki satu lahan dengan jumlah 1.000 kantong jamur. Namun sekarang, bisa membangun satu tempat lagi. Bahkan bisa panen 10-15 kilogram per hari per seribu kantong jamur.
“Hasil panen saya jual ke Pasar Porong. Ada juga tengkulak yang langsung beli di lokasi budidaya jamur tiram. Selama ini, hampir tidak ada pihak lain yang berkunjung ke usaha saya ini. Sebagai rakyat kecil, saya merasa diperhatikan dengan kunjungan Pak BHS ini. Semoga bantuannya mampu menambah hasil produksi (panen) jamur tiram saya,” tandasnya. (wan/syn)