Sidoarjo
BPH Migas Ingatkan Kembali Pengolahan dan Pemanfaatan Gas Bumi
Memontum Sidoarjo – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengingatkan kembali warga Sidoarjo agar mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan gas bumi. Hal ini disebabkan penggunaan gas bumi untuk warga selain dihitung lebih irit juga dinilai lebih aman dan nyaman dibandingkan menggunakan elpiji saat memasak.
Oleh karena itu, BPH Migas menggelar Sosialisasi Pengembangan Infrastruktur dan Pemanfaatan Gas Bumi di Dalam Negeri. Sosialisasi ini digelar di Hotel Luminor Sidoarjo. Pesertanya ratusan perwakilan masyarakat dari berbagai kecamatan di Sidoarjo.
“Sosialisasi ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Karena selama ini masyarakat hanya mengenal elpiji. Jadi belum banyak tahu tentang manfaat jaringan gas bumi,” terang Komite BPH Migas, Hari Pratoyo kepada Memontum.com, Selasa (12/2/2019).
Sedangkan Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Dirjen Migas, Alimudin Baso menguraikan penggunaan gas bumi lebih murah dan lebih aman daripada elpiji. Menurutnya tingkat keamanannya mencapai 0,02 persen jika dibanding penggunaan elpiji. Hanya saja, saat ini masih terkendala dengan tingginya biaya pemasangan jaringan ke rumah-rumah penduduk.
“Nilai pembangunan instalasi bisa mencapai Rp 10 juta per rumah. Tetapi jika jarak rumah satu dengan lainnya berdekatan bisa menghemat sampai Rp 3 juta. Kalau masyarakat Indonesia menggunakan gas bumi maka pengeluaran biaya hidup sehari-hari lebih murah dibanding menggunakan elpiji. Selain itu elpiji mengharuskan pemerintah untuk mengimpor,” tegasnya.
Sementara acara yang digelar sore hari ini terselengga berkat inisiatif Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam Ali. Politisi PKB ini ingin menghadirkan seluruh mitra Komisi VII ke Sidoarjo. Diantaranya Komite BPH Migas, Inspektorat Jenderal KESDM, Dirjen Migas, Pertamina Gas, dan Pemkab Sidoarjo.
“Sosialisasi ini penting agar masyarakat tidak hanya tahu pom bensi atau elpiji saja. Selain itu, untuk mengedukasi masyarakat pengelolaan minyak dan gas prosesnya cukup rumit. Saya berharap prioritas pembangunan saluran gas di Sidoarjo. Karena masyarakat Sidoarjo merasakan menjadi korban kesalahan eksplorasi minyak dan gas bumi Tahun 2006 lali,” tandasnya. (Wan/yan)