Kota Malang

Brawijaya Robotics Team Torehkan Prestasi di KRI Nasional

Diterbitkan

-

Brawijaya Robotics Team. (ist)

Memontum Kota Malang—-Kembali Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) menurunkan Brawijaya Robotics Team pada kompetisi Kontes Robot Indonesia (KRI) Nasional yang dihelat di Gedung Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 11-13 Juli 2018 lalu. Pada kompetisi ini, FT-UB menurunkan 3 robot, yaitu Bhatara Wijaya pada Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Nakula Nayaka di Kompetisi Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Enspartan di Kompetisi Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda.

Didampingi oleh Waru Djuriatno, ST., MT., Ir. Nurussa’adah, M.T., Eka Maulana, ST., MT., M.Eng., dan Zainul Abidin, ST., MT., M.Eng, Brawijaya Robotics Team belum beruntung melaju ke tingkat Internasional, namun performa tim cukup merepotkan para pesaing dari PTN/PTS yang biasa langganan juara. Bahkan Bharata Wijaya di KRPAI Beroda, mampu menempel ketat pesaing dari Malang di posisi kedua, yakni tim Dome UMM yang akhirnya meraih juara pertama untuk melaju ke Amerika.

 Tim Bhatara Wijaya berjuang memaksimalkan kinerja robotnya. (ist)

Tim Bhatara Wijaya berjuang memaksimalkan kinerja robotnya. (ist)

Tim Bharata Wijaya di KRPAI Beroda menunjukkan performa yang prima di dua pertandingan pertama. Di sesi pertama KRPAI berhasil memadamkan api dalam 27,7 detik dengan score 1,99 dan menduduki peringkat ketiga. Sedangkan di sesi kedua berhasil memadamkan api sekaligus mendapat poin return trip dengan nilai 1,42 sehingga berada di posisi kedua. Sayang di sesi ketiga, robot garapan Andrian Dwiputro dan Bertoni Ramadhan Putra ini memadamkan api dari luar ruangan.

“Dilihat dari progres trial, saya pribadi yakin teman-teman bisa juara, bahkan berpeluang untuk berlaga di internasional. Penampilan pertama, kedua, semuanya lancar, bahkan peringkatnya sudah pada posisi juara. Hanya saja masalah terjadi di penampilan terakhir yang justru menjadi penentu,” papar Ketua Divisi Robotika FT UB, Tri Wahyu Prabowo, yang mengawal tim selama jalannya pertandingan.

Nakula Nayaka mempersembahkan tari tradisional. (ist)

Nakula Nayaka mempersembahkan tari tradisional. (ist)

Sementara itu, Enspartan yang berada di Group D berhasil melaju ke 16 besar setelah mengalahkan Politeknik Negeri Padang dengan skor 2:0 dan draw 0:0 dengan Universitas Indonesia. Namun sayang, tim yang digawangi oleh Gerdy Pranaya A.H, Rif’al Ulum Zidni, Muamar Syahidan, dan Ibnu Kurnia Cahya ini harus mengakui kemampuan Tim dari Universitas Sam Ratulangi dalam memperebutkan 8 besar.

Sedangkan Nakula-Nayaka tim dari KRSTI yang terdiri dari Ikrar Dionata, Abyyunda Yudha Pratama, dan Muhammad Sholikhin, hanya berhasil sampai di babak 8 besar, dan belum masuk final. Meski nilainya hanya terpaut 0,33 poin dari tim Universitas Negeri Surabaya di peringkat keempat. “Untuk kedepannya robot kami harus bisa stabil. Di setiap penampilan, targetnya harus selalu berhasil. Sekarang saatnya yang muda untuk berkarya. Tahun depan dan seterusnya, semoga kita dapat stabil dan bisa merebut posisi juara,” harap Wahyu.

Advertisement

Tahun ini KRI Nasional diikuti oleh 91 tim dari 43 PTN yang terdiri dari 570 mahasiswa di Gedung Sportorium UMY. “Ini bukan akhir dari segalanya, akan tetapi menjadi awal untuk terus mengupagrade dan mengembangkan robot secara terus menerus. Mari kita jadikan sebagai pelajaran bersama untuk menjadi penyemangat kedepan,” motivasi Tri Wahyu Prabowo kepada tim. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas