Kota Malang
Buat Nyaman Korban Longsor Kelurahan Tanjungrejo di Rumah Singgah, Kontrakan Bakal Jadi Solusi
Memontum Kota Malang – Korban terdampak akibat bencana tanah longsor yang telah terjadi di Jalan Gempol Marga Bakti 2 RT06 RW10 Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, hingga kini masih mengungsi di Rumah Singgah Yayasan Karmel dan TK Santa Theresia, yang merangkap sebagai Dapur Umum. Untuk membuat korban tanah longsor nyaman, beberapa langkah lanjutan akan dicoba.
Ketua RW X, Gabriel Suripto, menyampaikan jika pihaknya akan berusaha mencarikan tempat kontrakan sementara, bagi para korban longsor. Hanya saja, langkah yang akan dilakukan adalah berproses.
“Untuk relokasinya, kita masih menunggu. Karena, pastinya untuk tempat, kita masih harus mencari. Karena, itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi, nanti masyarakat yang bisa kontrak, ya kontrak dahulu. Nanti, kita yang akan fasilitasi,” kata Gabriel, saat ditemui di Posko Balai Panitran, Jumat (05/05/2023) siang.
Menurut Gabriel, bentuk perhatian ini diberikan untuk menjaga privasi dari masing-masing keluarga korban terdampak. Sementara untuk jumlah korban yang menempati pengungsian, yakni ada 66 jiwa dari 21 KK.
“Karena kalau kumpul seperti itu, kan tidak manusiawi. Semua banyak keluarga dan nantinya malah menimbulkan masalah. Usaha kita yaitu mencarikan kontrakan dahulu bagi mereka,” ujarnya.
Baca Juga :
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Kemudian, paparnya, pihaknya juga menyampaikan jika hal tersebut juga akan berkerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Melalui Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, bersama dengan OPD terkait juga sudah melakukan tinjauan lokasi longsor.
“Kemarin ada kunjungan dari Pak Wakil Wali Kota. Mereka bilang, mau dicarikan dahulu pengungsiannya dan pihak gereja juga mengusahakan. Tapi yang penting, dikontrakkan dahulu berapa bulan atau satu tahun. Baru nanti, kita yang menanggung,” katanya.
Lebih lanjut pihaknya juga mengatakan, jika di area longsor tersebut sudah tidak boleh untuk ditempati kembali. Namun, untuk bekas tanah longsor akan diplengseng untuk penguatan. Sehingga, nantinya agar tidak menambah korban.
“Masih ada masyarakat di sekitar sana yang menempati rumahnya. Tetapi mereka tidak terdampak. Lokasinya masih jauh, jadi tidak retak dan masih aman. Mereka tidak diikutkan relokasi,” ujar Gabriel.
Sementara itu, salah satu korban lansia, Daiman (86), mengatakan jika pihaknya telah menempati rumah yang terdampak longsor tersebut selama 28 tahun. Pada awal kejadian, pihaknya merasakan getaran seperti terjadi gempa.
“Awalnya getar, posisinya saya di depan. Lalu mau lihat ke belakang itu sama anak saya tidak diperbolehkan. Saya disuruh keluar saja, ya sudah keluar sama dibantu dengan tetangga,” tutur Daiman yang juga sebagai penjual apel keliling.
Sebagai informasi, untuk saat ini pihaknya juga masih menerima bantuan dari siapa saja. Dimana, nantinya juga akan disalurkan kepada para korban terdampak tanah longsor. Dalam pantauan Memontum.com hingga tadi, beberapa bantuan juga terus berdatangan dan para PKK RW juga bergotong-royong untuk memasak bagi para korban. (rsy/sit)