Lamongan

Bupati Fadeli Hadiri Panen Raya Cabai Besar di Sukorame, Takjub dengan Ketelatenan Petani Cabai

Diterbitkan

-

Memontum Lamongan—Agroekosistem Desa Sukorame Kecamatan Sukorame rupanya sangat cocok untuk budidaya cabai. Sehingga ketika di awal musim penghujan petani lain belum memiliki penghasilan, petani cabai Desa Sukorame masih bisa meraup untung. Mereka bahkan sudah mengembangkan manajemen tanam sendiri. Berdasarkan penuturan Kades Sukorame Anton Susilo, petani desanya melakukan survey di pasar setempat terlebih dahulu sebelum memulai tanam cabai.

Manurut Anton, awal mula warga desanya bertani cabai dari survey sederhana di pasar kecamatan setempat.

“Kami survey dulu, komoditas apa yang paling laku di pasar, kapan komoditas itu paling banyak dibutuhkan dan apa jenisnya. Dari situlah awal mula petani Desa Sukorame mulai menanam cabai merah,” uarai dia. Kamis, (29/11/2018).

Dari survey tersebut, lanjutnya, produksi cabai mereka selalu bisa diserap pasar dengan harga yang layak. Karena jadwal tanam mereka disesuaikan dengan jadwal pasar biasa membutuhkan cabai besar.

Advertisement

Selain itu, tanah di desanya rupanya cocok untuk budidaya cabai besar, sehingga produksinya melimpah.

Di setiap lahan seluas 1 hektare, produktivitasnya mencapai 1 hingga 1,5 ton perhektare dalam sekali panen. Sementara dalam satu kali siklus tanam, mereka bisa panen hingga sepuluh kali.

Bupati Fadeli saat panen raya cabai besar di Desa Sukorame mengaku takjub dengan ketelatenan petani Sukorame. Sehingga ketika daerah pertanian lain belum bisa berproduksi, petani Sukorame masih bisa panen cabai besar.

Terlebih pemerintah saat ini memang sedang mendorong petani untuk membudidayakan holtikultura seperti cabai. Karena komoditas ini bisa menjadi penahan laju inflasi di daerah.

Advertisement

Terkait tengkulak yang terkadang meminta cabai yang masih berwarna hijau ke petani, menurut dia itu tidak masalah. Karena petani masih tetap mendapatkan keuntungan.

Dalam kondisi hijau, cabai besar dari petani dihargai Rp 11 ribu perkilogram. Sedangkan jika dalam kondisi merah, harganya bisa mencapai Rp 16 ribu perkilogram.

Namun dengan memanen cabai besar dalam kondisi hijau, petani bisa menambah intensitas panen. Karena untuk cabai bisa sampai berwarna merah, dibutuhkan waktu satu bulan.

Budidaya cabai besar ini berpeluang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan produktivitas 1,5 ton perhektare, harga Rp 11 ribu perkilogram untuk cabai besar hijau dan bisa dipanen hingga sepuluh kali, maka omzet petani dalam setiap hektarnya bisa mencapai Rp 165 juta. (Fiq/zen/yan)

Advertisement

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas