SEKITAR KITA
Bupati Trenggalek Datangi Rumah Duka Keluarga Bayi Lima Bulan yang Meninggal Pasca Imunisasi
Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mendatangi rumah duka keluarga dari bayi MA berusia lima bulan, yang meninggal pasca imunisasi. Kedatangan sebagai wujud kepedulian dan rasa bela sungkawa, ini baru dilakukan setelah tujuh hari kepergian bayi pasangan
pasangan Mukono (46) dan Adelia (17), warga Kecamatan Pogalan.
“Kemarin saya baru mengikuti beberapa acara di Jakarta, terus ke Surabaya. Dan baru pulang kemarin ke Trenggalek. Terus, saya belum sempat menengok ke rumah duka, jadi untuk itu hari ini kita mengucapkan bela sungkawa,” ujar Bupati Arifin, Kamis (30/03/2023) siang.
Kunjungan Bupati Trenggalek itu, secara khusus ditujukan untuk menyampaikan rasa bela sungkawa atas kejadian yang merenggut nyawa buah hati Mukono dan Adelia. Selain itu, juga untuk menguatkan agar kelurga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
“Kita saling mendoakan dan saling menguatkan. Adapun yang lain-lain, seperti Pak Mukono sudah melangkah dan menurut saya, mencari keadilan keluarga itu juga sesuatu hal yang baik. Tapi saya mengingatkan, bahwa semua yang ada di dunia ini adalah titipan. Jadi, saya hanya membantu menguatkan diri dan kita sama-sama saling menguatkan. Harapannya beliau juga kuat,” imbuhnya.
Baca juga:
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
- Respon Program Pemberdayaan Masyarakat di Kota Kediri, Ini Penjelasan Ketua Fraksi PAN DPRD
Dalam kegiatan Safari Ramadan sebelumnya, Mas Ipin-sapaan akrabnya yang saat itu didampingi Kapolres Trenggalek, juga menuturkan jika proses hukum tetap berjalan. Pihak kepolisian akan berupaya menuntaskan kasus tersebut.
Terkait imunisasi, suami Novita Hardiny ini menyebut, jika prosesnya sama dengan pemberian vaksin Covid-19. Tak sedikit orang yang menerima vaksinasi hingga berujung fatal. Oleh karenanya, ada mekanisme yang memberikan jeda untuk melihat apakah ada kejadian ikutan pasca imunisasi.
“Yang di imunisasi juga bukan satu orang saja. Makanya, dengan adanya investigasi nantinya, semoga bisa semakin membuka apakah sebenarnya penyebab kejadian ini. Apakah benar karena akibat imunisasi ataukan karena yang lain. Kalau urusan medisnya, saya tidak mengerti dan biar hasil investigasinya nanti seperti apa,” papar Bupati Arifin.
Sementara itu, Sugeng Prayitno (47), Kakek Bayi MA menuturkan, kejadian berawal dari imunisasi yang kemudian mengakibatkan cucunya mengalami panas tinggi. Waktu imunisasi Selasa (21/03/2023) lalu, Mukono dan istrinya membawa anaknya imunisasi ke bidan setempat. “Sekitar jam 15.00 sore, selain panas juga sempat mengalami diare. Kemudian dikonfirmasi ke bidan dan jawabannya biasa saja setelah imunisasi. Selanjutnya bidan desa memberikan obat penurun panas dan diare,” kata Sugeng.
Usai obat di minum, pria paruh baya itu menambahkan, bahwa panas cucunya tidak kunjung reda. Malamnya sempat mengalami kejang dengan mata melotot. Kamis pagi dibawa ke bidan dan ditindak lanjuti ke Puskesmas. Kemudian dari Puskesmas dibawa ke UGD RSUD dr Soedomo Trenggalek dan mendapatkan perawatan intensif di sana.
“Cucu saya sempat mengalami perkembangan membaik, namun tanggal 25 Maret meninggal,” jelasnya.
Ditanya alasannya membuat laporan polisi, warga Kelurahan Surodakan itu menjelaskan, bahwa apa yang dilakukan untuk mendapat kejelasan mengenai penyebab kematian cucunya. “Saya hanya ingin ada kejelasan apa yang menjadi penyebab kematian cucu saya. Karena setelah imunisasi, ditemukan banyak bercak hitam di lengan, pinggang kanan dan kiri,” tegas Sugeng. (mil/sit)