Kabar Desa
Derita Abang Becak Lumajang, Penumpang Sepi Bantuan Pemerintah Tak Dapat
Memontum Lumajang – Dampak pandemi Covid-19 sangat dirasakan para abang becak di Kabupaten Lumajang, Jawa timur. Seperti yang diceritakan salah satu tukang becak, Jamal, (50) pada memontum.com, Kamis (06/05) tadi.
Abang becak yang sudah puluhan tahun bekerja sebagai pengayuh becak di kawasan Kota Lumajang tersebut, mengaku sudah dua hari tidak mengangkut penumpang sama sekali.
Baca juga:
- Sukses Hantarkan Penghargaan Kabupaten Malang Berpredikat ODF, Dinkes Ganti Program Jambanisasi
- Hadiri Rembug Warga Bakalan, Paslon Abadi dari Nomor Urut 3 Kota Malang Dapat Dukungan Pemenangan
- Transformasi Layanan Kesehatan Primer, Dinkes Kabupaten Malang Kick Off ILP di Pendopo Agung
- Lima Daerah di Jatim Masuk Nominasi Award Peduli Ketahanan Pangan 2024
- Blusukan di Kelurahan Kampung Dalem, Ini yang Disampaikan Calon Wali Kota Bunda Fey
Dirinya sangat terpuruk, semenjak pandemi Covid-19 dua tahun terakhir. “Awal-awal itu tidak begitu terasa. Tapi semakin lama, semakin parah, Pak. Sekarang ini saja, saya sudah dua hari tidak mengangkut penumpang sama sekali,” ungkapnya.
Jamal mengaku, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dirinya harus mencari kerja sampingan dengan menjadi buruh serabutan. Itu pun, juga jarang diperolehnya. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan hidup, dirinya terpaksa harus meminjam ke beberapa saudara yang secara ekonomi masih mampu untuk bertahan.
“Saya nyambi kerja serabutan. Itu pun, kalau ada yang menerima dan menyuruh. Jadi, siang bisa kerja dan malamnya bisa ngayuh becak lagi meski kadang nggak dapat penumpang. Semua itu, untuk menutup kebutuhan saya dan keluarga. Bahkan, sesekali harus meminjam sama keluarga dan teman yang bisa saya pinjami untuk bertahan hidup,” ujarnya sedih.
Ketika ditanya apakah tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, Jamal hanya tersenyum kecut. Dirinya mengaku, memang pernah mendapatkan bantuan Sembako dari beberapa orang. Tapi, bantuan itu hanya pribadi dan bisa untuk bertahan hidup dalam satu hingga dua hari.
“Kalau bantuan dari pemerintah, saya tidak dapat. Ya pernah mendapatkan bantuan Sembako, tapi saya nggak tahu dari siapa. Waktu itu, ada yang bagi-bagi Sembako, waktu saya lagi mangkal,” tuturnya.
Pengayuh becak lainnya, Gatot (62), pun mengaku tidak jauh berbeda. Semenjak pandemi Covid-19, ekonomi keluarga menjadi kian terpuruk. “Susah tenan saiki (Susah benar sekarang ini, red), mas. Mudah-mudahan, Corona segera berakhir,” ungkap Gatot.
Ketua Ikatan Wartawan Lumajang (IWL), Moh Basori, mengaku prihatin melihat kondisi tersebut. Pihaknya, pun berencana mengerahkan anggota IWL, untuk menggalang bantuan guna membantu meringankan derita para abang becak.
“Memang dalam kondisi sekarang ini dampak pandemi amat dirasakan oleh semua pihak. Namun, khusus bagi para abang becak, dirasa perlu sedikit bantuan. Kita akan menggalang bantuan dari teman-teman anggota IWL untuk meringankan beban hidup yang mereka rasakan,” terangnya.
Sekretaris Ikatan Wartawan Lumajang, Karya Antony, mengamini gagasan Basori yang ingin memberikan sedikit bantuan guna meringankan derita para Abang becak. Bahkan, dirinya mengaku akan menggunakan sebagian uang khas IWL untuk dibelikan sembako.
“Mendengar keluh kesah mereka rasanya kita perlu memberikan bantuan. Memang kondisi pandemi saat ini kita semua merasakan. Tapi, insyaallah kita masih bisa membantu,” harap Antony. (adi/ed2)