Hukum & Kriminal
Diduga Serangan Jantung, Seorang Sopir Angkot di Malang Meregang Nyawa saat Olah Raga
Memontum Malang – Diduga mengalami serangan jantung saat olah raga, seorang pria asal Kecamatan Sukun, Kota Malang, ditemukan tidak bernyawa di pinggir Jalan Raya Lowokdoro, Kebonsari, Sukun, Kota Malang, Minggu (02/01/2022) sekitar pukul 09.00.
Dari informasi yang didapatkan Memontum.com, kejadian pertama kali diketahui oleh seorang ojek online yang sedang melintas. Saat itu, pengendara ojek online melihat bahwa korban telah tergeletak di pinggir jalan. Kemudian, ojek online itu mendekati korban dan langsung memanggil warga sekitar.
Kontan, warga pun kemudian langsung memanggil Polsek Sukun dan tim medis PMI Kota Malang. Tak berselang lama, anggota Polsek Sukun dan tim medis PMI Kota Malang, tiba di lokasi kejadian, dan langsung mengevakuasi untuk segera dibawa ke RSSA Malang.
Kapolsek Sukun, AKP Nyoto Gelar, mengatakan bahwa korban bernama teridentifikasi bernama Nanang (49) dan bekerja sebagai sopir angkutan umum AG, warga Gang Pasar Buah Rt07 Rw04, Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun.
“Saat kami tiba di lokasi, korban diduga sudah tidak bernyawa. Dari olah TKP anggota, tidak ditemukan luka-luka akibat kekerasan atau penganiayaan,” kata AKP Nyoto.
Baca juga
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
- Pj Wali Kota Malang Minta Peserta Pilkada Taati Peraturan Pemasangan APK
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
Dari keterangan beberapa saksi, dikatakan Kapolsek Sukun, bahwa korban sering berolahraga pagi di jalanan tersebut. “Korban meninggal mendadak saat olah raga lari pagi. Diduga, korban meninggal dunia karena mengalami serangan jantung. Saat ini, jenazah korban langsung kami evakuasi ke kamar jenazah RSSA. Dan kami juga telah menghubungi pihak keluarga korban, guna untuk pengurusan jenazah,” jelas Nyoto.
Sementara itu, adik ipar korban, Sujiono, mengatakan bahwa saat kejadian keluarga tidak ada yang mengetahui sama sekali. “Yang tahu polisi. Kami keluarga, dihubungi polisi. Saat itu, saya sedang sendirian di rumah karena mbak (istri korban) sedang bekerja,” tutur Sujiono saat ditemui Memontum.com di RSSA.
Sedangkan saudara dari korban, Nur Susiati (64), mengatakan bahwa riwayat sakitnya sudah keturunan. “Saya kakak dari ibunya korban. Semua punya riwayat sakit, mas. Kebetulan, kami jarang komunikasi, namun ketika ada event-event tertentu baru komunikasi,” ucap Nur Susiati kepada Memontum.com di RSSA. (cw1/sit)