Pendidikan
Diguyur Hujan Lebat, Bangunan SD dan SMPN Dongko Trenggalek Ambruk
Memontum Trenggalek – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur kawasan Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, mengakibatkan bangunan Sekolah Dasar (SD) dan SMPN satu atap (Satap) 2 Dongko, mengalami ambruk. Kontan, Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiyasi Wiyatputera, yang mendapati informasi itu, pun langsung turun ke lokasi sekolah yang berdiri sejak tahun 1980 ini.
Terlihat di lokasi, ruang kelas yang biasa sebagai belajar mengajar, nampak berantakan akibat reruntuhan bangunan. Sisa-sisa genting, kayu dan plafon nampak memenuhi ruang kelas.
Baca juga:
- Perumda Tugu Tirta Permudah Sambungan Baru untuk Masyarakat Kota Malang
- Berhasil Kendalikan Inflasi, Pemkab Jember Raih Penghargaan Nasional dan Jatim
- Pemasaran Pisang Mas Kirana Lumajang Miliki ‘Dekengan Pusat’ untuk Tembus Pasar Global
Bahkan, kayu penyangga dan kuda-kuda bangunan patah dan jatuh berserakan dilantai. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, polisi telah memasang police line di luar kelas agar tidak ada siswa ataupun masyarakat yang ingin masuk. Mengingat, atap bangunan tersebut masih sangat rentan roboh.
“Sore ini kita meninjau kondisi bangunan SD dan SMPN Satap 2 Dongko yang roboh. Dan sebelumnya, bangunan ini sudah mengalami kerusakan,” ungkap Kapolres Dwiyasi saat dikonfirmasi, Selasa (02/11/2021) sore.
Kapolres menyebut, sebagian kayu pada kuda-kuda diketahui telah patah, ditambah hujan deras selama 2 hari terakhir sehingga tidak kuat menahan beban. “Akibatnya, sudah sekitar 1 bulan gedung kelas 3 tersebut tidak digunakan lagi,” imbuhnya.
Ambruknya atap sekolah itu sendiri, diketahui sekira pukul 04.30, Selasa pagi. Kemudian, langsung dilaporkan ke Kepala Desa dan diteruskan ke Polsek Dongko, untuk tindak lanjut.
“Petugas dalam hal ini Polres Trenggalek telah mengambil langkah-langkah. Diantaranya dengan memasang police line, kemudian kita juga koordinasikan dengan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan untuk segera dilakukan perbaikan atau renovasi agar tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Yang rusak satu kelas, tapi untuk perbaikan atap setidaknya 3 kelas,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN/SMPN Satu Atap 2 Dongko, Suparman, menuturkan bahwa robohnya atap ruang kelas tersebut disebabkan kayu yang sudah lapuk dan terkena hujan angin. “Ya karena bangunannya sudah tua, jadi mudah roboh. Memang bangunan ini berdiri sejak tahun 1980 dan baru dilakukan rehabilitasi di tahun 2006,” ungkap Suparman.
Dalam satu gedung, lanjutnya, terdapat lima ruang kelas. Dua diantaranya, sudah direnovasi tahun 2006 yang lalu.
“Kami berharap agar segera ada perbaikan sehingga siswa dapat belajar dengan tenang,” paparnya. (mil/sit)