Kota Malang

Diskopindag Kota Malang Siapkan Anggaran Rp 1,5 Miliar untuk Poles Atap Pasar Wilis dengan Gaya Kolonial

Diterbitkan

-

Diskopindag Kota Malang Siapkan Anggaran Rp 1,5 Miliar untuk Poles Atap Pasar Wilis dengan Gaya Kolonial
RUBAH: Kondisi Pasar Buku di Jalan Wilis Kota Malang, yang akan dirubah.(Memontum.com/rsy)

Memontum Kota Malang – Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang, akan melakukan revitalisasi Pasar Buku yang terletak di Jalan Wilis, Kota Malang. Itu dilakukan, karena permasalahan atap yang sering mengalami kebocoran.

Kepala Diskoperindag, Eko Sri Yuliadi, menyampaikan untuk melakukan revitalisasi pasar tersebut dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Itu akan, anggaran akan digunakan untuk memoles atap dengan merubah menjadi gaya kolonial atau tempo dulu. Termasuk, penambahan beberapa fasilitas di Pasar Buku.

“Nantinya kita perbaiki atap dengan stylenya kita buat seperti kolonial. Jadi, ala-ala tempo dulu (heritage) dan juga menambah fasilitas lain. Karena, di pasar itukan jualannya buku hingga kertas. Jadi, itu menjadi priotitas. Nanti tidak kita ubah semuanya,” ujar Eko, saat ditemui Sabtu (20/05/2023) tadi.

Dalam revitalisasi tersebut, ujarnya, juga tidak ada penambahan maupun pengurangan jumlah tenant. Fasilitas yang diberikan, pun nantinya juga bermacam-macam dan tentu akan menambah kenyamanan bagi para pengunjung serta pedagang di Pasar Buku.

Advertisement

Baca juga :

“Di sana itu ada sekitar 150 tenant. Fasilitasnya pasti ada toilet, musala, tempat parkir dan kalau bisa nanti juga ada warung kopi. Tidak menutup kemungkinan, juga ada pojok baca. Tentu dalam revitalisasi ini kita harus meningkatkan kenyamanan para pedagang dan juga pembeli,” katanya.

Kemudian, tambahkannya, jika pada awal Juni mendatang, sudah mulai dilakukan pembangunan tempat relokasi Pasar Buku. Itu akan berlangsung hingga enam bulan ke depan. Tempatnya pun juga tidak jauh, yaitu di halaman parkir depan Pasar Buku Wilis.

“Kita pindahkan ke parkiran depan, supaya tidak jauh. Karena kita tau pedagang ini kalau di relokasi jangan terlalu jauh, dekat-dekat saja. Nanti relokasinya kita gunakan triplek dan butuh waktu selama enam bulan, kalau bisa kita percepat,” lanjutnya.

Lebih lanjut, untuk mengenai revitalisasi Pasar Buku tersebut menurutnya juga sudah disosialisasikan kepada para pedagang pasar. Pihaknya meyakini jika mereka (pedagang), mau dan setuju dengan revitalisasi yang akan dilakukan.

Advertisement

“Saya kira kita memperbaiki dari yang rusak menjadi baik, saya kira semua pedagang kan mesti mau. Dari pada rusak dan bocor, ya memang harus mau,” imbuh Eko. (rsy/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas