Kota Malang
FIP UM Hadirkan Kak Seto, Kuatkan Pendidikan Karakter Anak
# Sinergikan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat
Memontum Kota Malang — Fakultas llmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM), menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Sinergitas Keluarga, Sekolah, dan masyarakat dalam Penguatan Pendidikan Karakter” di Graha Cakrawala UM, Kamis (16/11/2017). Tampil sebagai narasumber, diantaranya Pemerhati Anak Dr. Seto Mulyadi, yang mengangkat tema ‘Peran Keluarga dan Sekolah dalam Penguatan Pendidikan Karakter’; dan Motivator ASEAN dari Universitas Negeri Malang Dr. Umi Dayati, M. Pd, yang mengangkat tema ‘Peran Masyarakat dalam Penguatan Pendidikan Karakter.’
Pendidikan merupakan hakikat revolusi mental, yang bertumpu pada pembangunan manusia berkarakter kuat, berpikiran maju dan berpandangan modem, serta berperilaku baik. sebagai perwujudan warga negara yang baik Sistem persekolahan sebagai turunan sistem pendidikan harus mampu menumbuhkan budaya sekolah yang kondusif, melalui pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
“Pendidikan karakter penting bagi bangsa terkait revolusi mental. Bagaimana pendidikan karakter dibangun dengan sasaran mahasiswa S1-S3, dosen, guru, kepala sekolah, kelompok belajar, dan lainnya yang sinergis dengan keluarga dan masyarakat, baik dalam pendidikan formal dan non formal pada jenjang SD hingga Perguruan Tinggi,” jelas Maisaroh MPd, Wakil Dekan II FIP UM, pada awak media, Rabu (15/11/2017), didampingi Humas FIP UM Zulkarnaen.
Sementara itu, Ketua Panitia Semnas, Dr Ellyn Sugeng Desyanti, SPd, MPd, mengharapkan hasil Semnas terbentuk sebuah formulasi dan sistem pendidikan karakter dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat bagi 1.500 peserta semnas yang melibatkan manajemen pendidikan, PLB, PGSD, PG Paud, mahasiswa, dosen, dan praktisi, untuk saling menguatkan dan bersinergi dengan intens. “Selain itu, usai semnas pendidikan karakter, akan ada seminar prosiding 45 penulis dengan artikel hasil penelitian dan hasil pemikiran,” jelas Ellyn.
Ellyn menambahkan, dari hasil penelitian menunjukkan kurangnya keterlibatan ortu, seolah sekolah yang bertanggumg jawab penuh. Padahal sekolah hanya 8 jam, sementara sisanya anak berada dalam keluarga dan masyarakat. Untuk itu, diharapkan terjadi penguatan dan sinergisitas penguatan pendidikan karakter pada aspek teknologi pendidikan, pendidikan nonformal, bimbingan dan konseling, praktik di sekolah dasar, praktik pendidikan prasekolah, pendidikan khusus, manajemen pendidikan, dan strategi yang relevan. (rhd/yan)