Lumajang
Gelar Ngopi Bareng Wartawan bersama Bupati dan Wabup Lumajang, Peran Dinas Pariwisata Jadi Sorotan
Memontum Lumajang – Acara Ngopi Bareng bersama Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Lumajang, dengan melibatkan wartawan di Kabupaten Lumajang, berlangsung di salah satu cafe ternama di Kota Lumajang Sabtu (15/04/20;23) malam. Dalam kesempatan tatap muka di momen Lebaran ini, sejumlah wartawan memberikan masukan terkait roda pemerintahan yang sudah berjalan.
Yang menarik, beberapa sorotan pun diberikan insan media, kepada Bupati dan Wabup. Salah satunya, mengenai kinerja dari Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang, yang kurang greget dalam menyongsong era baru paska pandemi Covid-19.
Di mana, di saat beberapa wilayah kabupaten dan kota, tengah semangat untuk mem push wisata dan potensi wisata dengan sasaran UMKM dan perekonomian masyarakat hingga pendapatan asli daerah (PAD), peran kurang kentara diperlihatkan dinas yang menangani. Akibatnya, ikon Lumajang pun menjadi kurang terpublikasi.
Hal ini, sebagaimana disampaikan Syamsuddin Nabila, wartawan salah satu media online. Dirinya menilai, bahwa Pemkab Lumajang melalui Dinas Pariwisata, belum mampu menjadikan potensi wisata yang ada menjadi icon seperti yang diharapkan.
“Saya melihat, bahwa orientasi Dinas Pariwisata untuk menjadikan sebuah icon, itu saya menilai belum berhasil saat ini. Walaupun, ada beberapa memang sudah ada yang digarap dan dalam proses pencapaian target itu,” ujarnya.
Baca juga :
- Pemkab Lumajang dan Probolinggo Sepakat Terapkan Pengelolaan Wisata Kedepankan Alam dan Budaya di TNBTS
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
Dedengkotnya wartawan Lumajang itu mempertanyakan, bagaimana slogan Lumajang hebat dan Lumajang eksotik, yang pernah didengungkan seolah hanya ‘kembangan’ yang saat ini tidak ada kabarnya lagi. “Dahulu saya sangat antusias ketika muncul sebuah kalimat bahwa Lumajang hebat kemudian Lumajang eksotik dan sebagainya. Nah, akhir-akhir ini saya tidak lagi mendengar itu. Yang dimaksud eksotik Lumajang itu seperti apa sih dan itu, jarang kemudian didengungkan kembali oleh bupati dan wakil bupati. Apakah memang itu sebagai kembangan saja kemudian juga orientasi berubah,” papar wartawan senior yang biasa dipanggil Udin itu.
Hal tidak jauh berbeda, juga disampaikan Abdul Fatah, salah seorang Wartawan senior Lumajang. Di hadapan Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, menyampaikan kritik terkait Dinas Pariwisata Lumajang, yang salah satu perannya juga sebagai dinas penghasil. Artinya, anggaran perawatan atau kinerja dinas, memang perlu dilakukan. Dengan catatan, dinas memang berperan sesuai dengan yang diharapkan.
“Anggaran perawatan itu memang harus ada. Namun, bagaimana dengan hasilnya. Ini perlu dievaluasi, agar tidak terus-menerus mengeluarkan anggaran perawatan atau nombok,” tegas Fatah.
Menanggapi sejumlah masukan itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengatakan bahwa terkait pariwisata itu bukan satu-satunya soal PAD. Karena yang utama, adalah bagaimana ekonomi masyarakat bisa tumbuh. “Bahwa itu (pendapatan, red) menjadi salah satu ukuran, memang iya. Yang utama dari ukuran pariwisata itu adalah income ekonomi sekitar destinasi wisata yang tumbuh. Jadi, multi player efeknya dari adanya destinasi, yang itu berdampak terhadap ekonomi masyarakat dan itu yang penting,” jelas Bupati.
Ditambahkannya, kalau soal dinas, PAD itu adalah profailing. “Jadi, tidak semua pada posisi mengukur sektor kepariwisataan. Jadi, ngukurnya bukan pariwisatanya. Tetapi, pada dinasnya. Itu satu dua hal yang berbeda,” imbuh Cak Thoriq-sapaan Bupati Lumajang. (adi/sit)