Kota Malang
Gelaran Malang Creativa Festival Kajoetangan Direspon Positif Pelaku Ekonomi Kreatif Kota Malang
Memontum Kota Malang – Salah satu pelaku ekonomi kreatif (Ekraf) keramik Dinoyo, yang turut memeriahkan event Malang Creativa Festival Kajoetangan Heritage, menilai bahwa gelaran tersebut sangat positif dan dapat membantu sarana promosi.
“Terkait kegiatan ini, bagi pihak pengrajin sendiri, kita anggap positif. Karena bisa menjadi salah satu sarana promosi. Tentunya kita juga sangat berpartisipasi dan hadir dalam kegiatan ini,” ucap pengrajin keramik, Juwadi, saat ditemui di tenan, Sabtu (26/11/2022) tadi.
Dari pantauan Memontum.com saat mengunjungi tenan keramik Dinoyo tersebut, ada banyak sekali item yang dipamerkan dan dijual. Seperti patung, guci, hingga topeng malangan. Untuk satu kali proses produksinya sendiri, menurutnya mencapai ratusan. “Ada banyak itemnya, ratusan. Kalau prosesnya itu terkait produksi. Biasanya satu kali produksi, itu kita bikin 250 biji bisa 3 hari,” katanya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, untuk range harga penjualan tersebut yakni mulai dari Rp 5 ribu, hingga Rp 1 juta. Pemasaran produknya sendiri pun juga dilakukan di rumah dan di pameran-pameran. Selain itu, menurutnya juga menunggu pesanan dari luar kota.
Baca juga :
- Pemkab Lumajang dan Probolinggo Sepakat Terapkan Pengelolaan Wisata Kedepankan Alam dan Budaya di TNBTS
- Soroti Prodamas, Calon Wali Kota Kediri Bunda Fey Sebut Program Kesejahteraan Masyarakat Harus Lanjut
- Tingkatkan Nilai Keislaman Pelajar, Pemkab Banyuwangi Kembali Gelar FAS
- Kunjungi Kelurahan Manisrenggo, Bunda Fey juga Beri Perhatian Khusus untuk Penyandang Disabilitas
- Datangi Pasar Oro-Oro Dowo, Abah Anton-Dimyati Disambut Yel-Yel Menang Total
“Kita pasarkan di rumah, pameran seperti ini, dan ada rutin pesanan dari Bali, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan itu rutin. Biasanya kalau pesanan sekarang minimal 300-400 biji, tetapi kalau sebelum pandemi kemarin kita kirim berapapun mereka terima,” jelasnya.
Dikatakan, jika akibat pandemi Covid-19 juga berdampak pada pengerajin. Karena jumlah paguyuban pedagang kerajinan keramik Dinoyo perlahan berkurang, meskipun itu tidak terlalu signifikan.
“Jumlah pengrajin yang berkecimpung langsung diproduksi ada sekitar 10 pengrajin. Tetapi kalau untuk paguyuban pedagang ada, sekitar 25 penjual. Angka itu turun dari sekitar 30 menjadi 25 penjual,” ujarnya.
Untuk kembali membangkitkan industri keramik Diinoyo, para pengrajin memiliki beberapa strategi, seperti membuka kelas pembuatan kerajinan keramik bagi para wisatawan. Hal tersebut dinilai mampu menjadi jurus yang cukup ampuh untuk menarik wisatawan masuk ke Kampung Keramik Dinoyo.
“Harapannya semoga suasana lebih pulih dan pemesanan bisa lebih banyak lagi. Terlebih perbanyak kegiatan seperti ini, karena salah satu cara kita percaya diri kalau kita masih ada,” imbuhnya. (rsy/gie)