SEKITAR KITA

Habiskan Anggaran hingga Rp 1 Miliar, Safari Kepulauan Bupati Sumenep Dinilai Pemborosan dan Tak Efektif

Diterbitkan

-

Habiskan Anggaran hingga Rp 1 Miliar, Safari Kepulauan Bupati Sumenep Dinilai Pemborosan dan Tak Efektif

Memontum Sumenep – Kunjungan kerja yang dikemas dengan nama Safari Kepulauan yang dilakukan Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, beserta Kepala OPD, yang dimulai sejak Kamis (02/06/2022) tadi, menuai sorotan sejumlah kalangan. Itu karena, perjalanan bupati bersama rombongan, bakal menghabiskan alokasi dana hingga hampir Rp 1 miliar.

Tokoh Masyarakat Sumenep, Asiz Salim Sabibi, menilai bahwa agenda Safari Kepulauan itu tidak efektif. Sehingga, lebih kepada buang-buang anggaran daripada menuntaskan misinya membangun kepulauan.

“Kan baru tahun kemarin, kunjungan ke kepulauan dengan menggunakan pesawat. Kok, sekarang masih Kunker lagi dengan melakukan Safari Kepulauan, yang menghabiskan ratusan juta bahkan hampir Rp 1 miliar. Dan itu, dilakukan selama 4 hari atau 2 hinga 6 Mei 2022). Kenapa anggaran itu tidak digunakan untuk membangun infrastruktur kepulauan? Atau, untuk membantu kesulitan ekonomi masyarakat. Kok malah dibuat jalan-jalan dengan membawa rombongan yang besar,” terangnya.

Menurutnya, bupati bisa saja melakukan Inspeksi Mendadak (sidak), kunjungan dan lain-lain ke pulau dengan enam kecamatan yakni Sapeken, Paliat, Ra’as, dan Goa-goa, dengan membawa segelintir orang saja. Cukup naik pesawat, kan tidak makan anggaran besar. Ini lebih efektif dari pada bawa rombongan besar, yang nota bene makan anggaran besar juga.

Advertisement

Pertimbangannya, lanjut Asiz, kalau datang ke kepulauan dengan ditemani segelintir orang, ini lebih efektif. Sebab, tidak butuh akomodasi logistik dan sewa kapal segala untuk berangkat ke kepulauan. Kalau bisa efisien anggaran dan efektif kinerjanya, kenapa harus boros.

“Coba akomodasinya berapa untuk kebutuhan makan minum (Mamin) dan lain-lain. Informasinya, untuk akomodasi saja mencapai sekitar Rp 300 jutaan. Sedangkan kebutuhan sewa kapal mencapai sekitar Rp 630 jutaan. Artinya, sekali datang ke kepulauan, sudah hampir Rp 1 miliar, yang terbuang. Bagaimana kalau setiap tahun agenda besar Safari Kepulauan, digelar? Berapa anggaran yang dihabiskan?” terangnya.

Baca juga :

Kritik senada juga dilontarkan oleh pemerhati kebijakan publik, Zamrud Khan. Dari catatan yang ada, bahwa kegiatan Safari Kepulauan adalah budaya lama yang masih dipertahankan dan itu cenderung menghabiskan anggaran besar.

Padahal, terangnya, Safari Kepulauan itu kalau untuk kepentingan serap aspirasi, sebenarnya sudah bisa diakomodir lewat agenda Musrenbangcam (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan) di masing-masing kecamatan di Kepulauan. Bahkan, juga ada Musrenbangdes.

Advertisement

Slogan ‘Bismillah Melayani’ (Dengan Nama Allah) Masyarakat, itu tidak ubahnya air yang jatuh ke Daun Talas. Nah, dana yang fantastis itu semestinya diperuntukkan untuk kepentingan rakyatnya yang sedang menderita paska Covid-19. Jadi, jangan buat rakyat punya persepsi negatif soal budaya pelisir kepulauan alias Safari Kepulauan.

“Kepentingan penderitaan rakyat perkotaan, masih ada yang belum diperhatikan oleh Pemkab Sumenep. Apalagi, mau merealisasikan kepentingan masyarakat kepulauan. Nah, inikan sama saja punya cita-cita mau menggarami lautan yang sudah asin,” sindirnya.

Sementara itu, Pemkab Sumenep melalui Kabag Administrasi Pembangunan, Joko Satrio, didampingi sebagai koordinator Subbagian Dalev, Imam Bukhori, mengakui jika anggaran sewa kapal mencapai sekitar Rp 630 jutaan. Sedangkan anggaran Mamin dan lain-lain, mencapai sekitar Rp 300 jutaan.

Dijelaskannya, jika anggaran sewa kapal berupa belanja operator kapal itu melalui proses tender (lelang). Diikuti sekitar 5 peserta lelang, meskipun yang menawar hanya 1 peserta lelang. Praktis, peserta lelang itu lolos sebagai pemenang lelang jasa operator. Hanya saja, diriny ogah menjawab kalau terkait pemborosan anggaran bukan kewenangannya untuk bicara. (edo/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas