Lumajang

HUT RI Ke-78, Berikut Makna Kemerdekaan Menurut Wakil Ketua DPRD Lumajang

Diterbitkan

-

Memontum Lumajang – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lumajang, H Akhmat, memiliki pandangan tersendiri pada momen Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia atau HUT RI Ke-78 ini. Yaitu, tentang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan,  dimana masyarakatnya harus bahagia.

“Namanya juga ulang tahun. Jadi, makna Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, ya otomatis masyarakatnya harus senang. Sebagai wujud dari rasa senang itu, silahkan diaplikasikan bersama-sama. Merdeka hari ini, ya merdeka secara utuh. Tidak setengah-setengah. Merdeka dari urusan pangan, merdeka dalam segi pelayanan kesehatan, merdeka dari mendapatkan pendidikan yang baik dan merata,” kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (18/08/2023) tadi.

Sebagai wujud dari perhatian terhadap masyarakat, kata H Akhmat, para stakeholder atau pemangku kebijakan, harus memberikan perhatian maksimal kepada masyarakat guna mewujudkan apa yang menjadi harapan. “Intinya, HUT Kemerdekaan RI Ke-78, ini harus dimaknai dan dinikmati bareng-bareng. Ya pemerintah, ya masyarakat, ya wakil rakyat. Tidak bisa salah satunya, yang kemudian menikmati sendiri atas kemerdekaan ini. Semuanya harus terlibat. Untuk memerdekakan dalam segala hal, maka semua elemen perlu dilibatkan,” ujarnya.

Baca juga :

Advertisement

Dijelaskan olehnya, istilah merdeka itu maknanya bebas atau terbebas dari ketidak nyamanan, keterpurukan dan ketidakadilan. Dalam konteks peran, merdeka yang sesungguhnya itu bisa berdaulat, berdikari atau mandiri, bisa melakukan kegiatan-kegiatan tanpa ada tekanan atau terbebani.

“Karena sudah menyatakan diri sebagai masyarakat yang merdeka, mereka bisa berekspresi. Bisa menyampaikan pendapat yang baik-baik. Namun demikian, tidak karena alasan kebebasan menyampaikan pendapat justru bebas berpendapat terlalu jauh sampai akhirnya menghasilkan fitnah. Kita ingin masyarakat Indonesia, khususnya di Kabupaten Lumajang, bebas dari tekanan dan bebas dari ketidak nyamanan. Ketidak nyamanan itu bisa karena tidak terpenuhinya urusan infrastruktur. Ketidak nyamanan juga bisa muncul karena merasa tidak aman,” imbuhnya.

Lebih lanjut H Akhmat menguraikan, secara ekonomi masyarakat bisa mudah bekerja dengan baik, bisa mandiri dan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat pada umumnya. Itulah merdeka. “Kebutuhan dasar yang dimaksud, misalnya pendidikan, kesehatan, sandang, pangan dan papan. Mandiri di sini dalam arti tidak tergantung kepada pemerintah atau orang lain, ada tidaknya bantuan. Secara ekonomi bisa mandiri itu merdeka namanya,” jelasnya. (adi/gie)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas