Lamongan
Jembatan Babat – Widang Sudah Bisa dilalui Kendaraan
Memontum Lamongan—–Perbaikan Jembatan penghubung Kecamatan Babat, Lamongan dan Kecamatan Widang yang ambruk pada pertengahan April lalu, telah rampung, termasuk pembuatan marka jalan dan rabu lalulintas. Kini semua jenis kendaraan sudah bisa berlalu-lalang diatas jembatan tersebut.
Pembukaan Jembatan Widang inipun langsung dilakukan oleh Gubernur Jatim, Soekarwo yang didampingi Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, Gatot Sulistyohadi, Kepala Dishub Jatim, Wahid Wahyudi, dan Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya, I Ketut Dharmawahana.
Gubernur Jatim, Soekarwo atau yang akrab dipanggil Pakde Karwo menuturkan, sebelum dibuka untuk semua jenis kendaraan, jembatan Widang-Babat tersebut sudah dilakukan proses uji coba dan uji getaran oleh tim dari BBPJN, Senin (4/6/2018) kemarin.
“Kemarin sudah dites tentang kemampuan dan kekuatannya. Semua jenis kendaraan sudah bisa melintasi jembatan dengan batasan kendaraan yang berkapasitas 40 ton,” kata Pakde Karwo saat melihat langsung kondisi terbaru jembatan Widang – Babat.
Dengan dibukanya Jembatan Widang Ini, dikatakan Soekarwo, maka saat ini sudah tidak ada lagi aktivitas pengerjaan proyek di jembatan. Karena proses pengerjaan proyek perbaikan dan perawatan jembatan Widang-Babat sudah dipastikan selesai semua, termasuk pembuatan marka dan juga pemasangan rambu. “Untuk yang marka kuning itu tidak boleh berhenti di situ. Prinsipnya truk tidak boleh, tapi kita tidak bisa mengukur. Maka kemudian truknya tidak boleh jejer, harus beriringan,” ucap Pakde Karwo.
Namun, Pakde Karwo mengaku tidak bisa mengetahui secara pasti apakah untuk kendaraan yang melewati jembatan itu kapasitasnya 40 ton atau lebih. Pasalnya, sampai dengan sejauh ini tidak jembatan Timbang yang bisa mengukur secara pasti muatan dari kendaraan yang melintas. “Jembatan Timbang tidak ada, nanti Pak Menteri PU biar menyampaikan kepada Pak Menteri Perhubungan. Kalau tidak ada yang melihara jembatan timbangnya itu ya jebol, semua jalan akan rusak kembali, karena tidak bisa karena tidak bisa menghitung secara persis berapa ton itu,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala BBPJN VIII, I Ketut Dharmawahan mengatakan, secara teknis jembatan widang sudah dilakukan pengujian dengan kendaraan kapasitas 40 ton dan hasilnya bentang jembatan mampu menahan beban tersebut. “Tapi kita tidak bisa menjamin apakah benar 40 ton. Maka batasannya kendaraan truk yang lewat harus dilakukan secara beriringan,” ucapnya.
Tak hanya itu, sambungnya BBPJN juga akan terus melakukan evaluasi dan monitoring Jembatan Widang tersebut selama dua minggu sekali. “Nanti kita akan evaluasi semua bentang jembatan, dan hasil koordinasi dengan Litbang evaluasi dua minggu sekali sampai akhir tahun,” tandasnya. (bis/ifa/zen)