Jember
Kadar Phospat Kali Bedadung Jember Membahayakan
Memontum Jember – Kadungan zat phospat di sungai atau kali terbesar di Kabupaten Jember, yakni Kali Bedadung, sangat mengkhawatirkan. Diketahui, kadar phospat air sungai di Indonesia, harusnya tidak boleh lebih dari 0,2 ppm. Namun, di Kali Bedadung di wilayah Ajung dan Mangli, mencapai 0,4 ppm atau 2 kali lipat dari Baku Mutu air kelas II sesuai PP 22/2021 Tentang Penyelenggaran Lingkungan Hidup.
Tingginya kadar phospat di sungai tersebut, terungkap setelah sekelompok peneliti air dari Ecoton mengambil sampel air dari sungai yang bermuara di Pantai Puger tersebut. “Tidak hanya phospat yang melebihi baku mutu, tetapi ada paramater lainnya yaitu Nitrat, Khlorin, serta banyaknya timbulan sampah,” ujar Peneliti Air Ecoton, Eka Chlara Budiarti.
Lebih lanjut Peneliti air Ecoton menjelaskan, bahwa dalam PP 22/2021, juga mengatur bahwa sungai harus nihil sampah dipermukaan air sungai. Sedangkan sungai atau Kali Bedadung, banyak tercemar sampah plastik yang berasal dari aktifitas warga yang hidup di sekitar sungai.
“Kali Bedadung sama dengan sungai-sungai di Pulau Jawa. Selalu dipenuhi sampah, terutama sampah plastik, 80 persen. Sampah yang terapung di Bedadung, adalah jenis sampah tas kresek tak bermerk. Sedangkan untuk sampah sachet jenis yang paling banyak dijumpai adalah bungkus makanan dan minuman,” ujar Chlara.
Baca juga :
- KPU Kota Malang Susun Persiapan Debat Pertama Paslon Pilkada Kota Malang 26 Oktober
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Presiden dan Wapres Gelar Jamuan Santap Siang bersama Sebelum Purna Tugas bersama Menteri dan Lembaga
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Resmikan Bandara Dhoho Kediri, Menko Luhut Sebut Bandara Dhoho Proyek Percontohan Pertama Skema KPBU
Dari kegiatan brand audit bersama dengan E-Healthy (environmental health community) komunitas pecinta lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, ditemukan bahwa ada lima brand yang paling banyak sampahnya dijumpai di Bedadung yaitu Wings, Unilever, Indofood, Garudafood dan Kapal Api.
“Sampah plastik yang tersangkut pada pohon dan rumpun bambu, lambat laun akan mengalami fragmentasi terpecah menjadi serpihan kecil yang disebut mikroplastik,” ujar Achmad Ababil ketua E-Healthy.
Dalam kegiatan ekspedisi Sungai Bedadung, Ecoton melakukan uji kualitas air dengan mengukur parameter phospat, nitrat, nitrit, TDS (Total Dissolved Solid/padatan terlarut dalam air), chlorin, oksigen terlarut dalam air dan uji kandungan mikroplastik. (rio/sit)