Jombang
Kapolres Jombang Usulkan Desa Manduro sebagai Desa Bebas Narkoba ke BNK
Memontum Jombang – Kapolres Jombang AKBP Fadly Widyanto berharap seluruh desa di kabupaten Jombang bebas narkoba. Seperti halnya desa Manduro yang dinilai bebas narkoba dan dapat diikuti oleh desa lainnya. Oleh karena itu AKBP Fadly berrharap kepada ketua badan narkotika kabupaten Jombang yakni wakil bupati Jombang, Sumrambah untuk menyematkan penghargaan desa bebas narkoba kepada Desa Manduro.
“Luar biasa, nanti kita sampaikan kepada ketua Badan Narkotika Jombang, wabub Jombang Sumrambah untuk menyematkan penghargaan Desa bebas narkoba untuk Desa Manduro,” Ujar AKBP Fadly seusai menggelar acara ngopi bareng forpimda bersama Masyarakat manduro, Rabu (16/10/2018).
Selain itu, AKBP Fadly juga salut terhadap masyarakat Desa Manduro, disamping desanya bebas narkoba , desanya juga aman, terlebih desa manduro juga dipuji oleh gubernur jawa timur Soekarwo beberapa waktu yang lalu terkait kehidupan masyarakat desa Manduro.
“Masyarakat manduro dapat pujian dari gubernur jatim, memang kehidupannya kalau dilihat dari straata kehidupan mungkin mengah kebawah, tapi mereak merasa cukuo rasa syukur dan ikhlasnya itu luar biasa,selain itu saya mendapat laporan bahwa desa ini aman, motor di taruh di depan, sak kuncinya aman,” Pungkas AKBP Fadly.
Sementara itu kepala desa Manduro Jamilun Membenarkan apa yang disampaikan Kapolres Jombang, ia mengaku kondusifitas kamtibnas di desanga terjaga karena masyrakat manduro masih kukuh memegang adat istiadat. Bahkan ia juga menegaskan bahwa tingkat keamanan desa manduro seperti di bali.
“Keunikan desa manduro yakni masyarakatnya teguh menjaga adat istiadat, disamping itu meleknya kuat ( kuat tidak tidur.red) ,0 itu mungkin yang membuat desa kami aman, dari dulu sampai sekarang motor di parkir depan rumah beserta kuncinyapun aman, mungkin bisa dikatakan kemananya seperti bali dua, ” Pungkas Jamilun sembari tersenyun kesejumlah awak media.
Sekedar diketahui, Desa Manduro terletak di wilayah kecamatan Kabuh. Keunikan terlihat dari aspek budaya dan mayoritas penduduk beretnis Madura. Desa Manduro berlokasi di perbukitan kapur yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama Gunung Celeng.
Menurut cerita rakayat yang berkembang ,awal terbentuknya Manduro ada dua versi cerita, diantaranya kisah lengsernya prajurit Laskar Trunojoyo oleh Mataram dan VOC di lereng Gunung Kelud sekitar tahun 1679. Pangeran Trunojoyo sendiri dibunuh Amangkurat I pada tahun 1680.
Prajurit Trunjoyo yang dikenal gagah berani tidak kuasa menghadapi kenyataan, kalah dari Mataram dan VOC. Sebagian dari mereka enggan pulang ke tanah kelahirannya karena malu. Sisa-sisa Laskar Trunojoyo itu telah bersembunyi di Kecamatan Kabuh, dan tidak kembali ke Madura. Mereka bertempat tinggal di lokasi pelarian dan diduga menjadi cikal bakal warga desa Manduro. (ham/yan)