Pemerintahan
Kembali pada Ajaran Aswaja, Bupati Sampang Pulangkan Penyintas Syiah
Memontum Sampang – Pemerintah daerah Kabupaten Sampang-Madura, menjemput dan memulangkan warga penyintas aliran syiah yang mengungsi di Rumah Susun Sewa (Rusunawa) Jemundo Sidoarjo, Kamis (04/05/2023) tadi.
Bupati Sampang, H Slamet Junaidi, menyampaikan bahwa para penyintas penganut syiah telah dibaiat dan kembali pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) atau sunni yang dilakukan tokoh ulama. Disebutkan, ada 265 orang dari 62 Kartu Keluarga (KK) warga penyintas, pada konflik sosial dan ajaran yang diduga menyimpang dapat dipulangkan pada tahap 2 ke rumah masing-masing di Kabupaten Sampang.
Para penyintas warga yang dipulangkan, tambahnya, berasal dari dua desa dan kecamatan. Yakni, warga Desa Bluuruan, Karang Penang dan Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben.
“Proses dan upaya menyelesaikan konflik dan memulangkan saudara kita yang mengungsi di Rusunawa Jemundo, melibatkan banyak pihak agar mereka benar-benar berjalan dengan baik,” ujarnya.
Baca juga :
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
Aba Idi-sapaan akrabnya, mengakui bahwa membantu penyintas warga penganut Syiah, berdasarkan konsep bagaimana memanusiakan manusia dan mereka dapat beraktivitas serta berbaur dengan masyarakat di lingkungan sekitar. “Upaya kami, yaitu selalu menjalin komunikasi dengan para tokoh, ulama dan unsur lain demi menyelesaikan konflik sosial yang terjadi sejak 11 tahun silam. Alhamdulillah, masalah sosial dapat kami selesaikan dengan baik hingga warga penyintas bisa pulang ke rumah,” lanjutnya.
Pihaknya mengajak, agar para warga penyintas aliran syiah yang telah kembali pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) atau sunni, bisa dapat beradaptasi dan menjalin hubungan dengan cara saling komunikasi yang bersama warga sekitar. “Kami juga mengharap, supaya Kepala Desa, masyarakat dan petugas saling menjaga, menciptakan suasana sosial, terjalin dengan baik, damai, serta harmonis antar sesama,” ucapnya.
Sementaa itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa Timur, Edy Suprijanto, mengapresiasi pemerintah daerah Sampang yang telah berhasil menyelesaikan konflik sosial terhadap penyintas warga hingga dapat memulangkan korban secara bertahap. Dirinya juga mendorong, agar para warga penyintas dapat berbaur dengan baik, kembali pada suasana kebersamaan dan kebahagiaan di kampung halaman.
“Kami sangat bahagia melihat para penyintas yang dapat pulang dengan baik untuk berkomunikasi dengan sesama saudara di rumah masing-masing,” paparnya. (raf/sit/adv)