SEKITAR KITA
Kemen PUPR Bangun RS Covid di Area RS UMM, Disiapkan 5 Ribu Meter Persegi dan Mampu Tampung 90 Pasien
Memontum Kota Malang – Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang (RS UMM) menerima kunjungan rombongan perwakilan Dirjen Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sabtu (27/02) tadi.
Kunjungan tersebut, diagendakan oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti, guna mengecek lokasi rencana pembangunan RS covid di area RS UMM.
“Jadi agendanya Bu Dirjen Cipta Karya ini, adalah untuk mengecek lokasi rencana pembangunan rumah sakit Covid yang akan dibangun di area Rumah Sakit UMM. Ini sebagai kunjungan final,” ungkap rektor UMM, Dr M Fauzan MPd.
Berdasarkan keterangan Fauzan, RS ini adalah bentuk kerjasama Kementerian PUPR dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Bahkan, saat ini persiapannya pun sudah sampai pada pemetaan.
“Persiapan sudah sampai pemetaan dan ada dua hal yang perlu dipersiapkan. Pertama legalitas, sedang proses. Kemudian secara fisik ini masih menunggu finalnya kawan-kawan dari Cipta Karya Surabaya,” tambahnya.
BACA JUGA: Kota Malang Sebagai Pilot Project Vaksinasi Massal, Siapkan 10 Ribu Warga Sehari
Disamping itu, Direktur RS UMM, Prof Dr dr Djoni Djunaedi SpPD KPTI, menerangkan bangunan RS yang akan dibangun seluas kurang lebih 5 ribu meter persegi. Dimana, nantinya mampu menampung 80 hingga 90 pasien Covid-19 nantinya.
“Akan dibangunkan di area RS UMM sini seluas 5 ribu meter persegi. Itu bukan main-main, dan kita akan bisa merawat pasien sekitar 80 sampai 90 khusus untuk Covid-19,” terangnya.
Dirinya mencanangkan ke depan, jika pandemi Covid-19 sudah berakhir, RS yang dibangun itu bisa menjadi RS untuk pengobatan infeksi.
“Covid-19 ini bisa nantinya hilang, tapi infeksi tidak bisa hilang. Saya mengatakan pada Dirjen, bahwasanya tidak usah khawatir kalau Covid-19 hilang. Karena kita masih bisa pergunakan RS untuk penyembuhan infeksi. Seperti HIV dan TB itukan masih banyak,” jelasnya.
dr Djoni berujar, bahwa RS ini nantinya bisa menjadi pusat pengobatan infeksi di Jatim. Jika selepas pandemi bisa difungsikan menjadi tempat pengobatan infeksi seperti RSPI Sulianti Saroso.
Oleh karena itu, fasilitas yang disiapkan juga tidak sedikit. Pihaknya mengatakan, terdapat perawatan rontgen, ICU berventilator dan non-ventilator, serta masih banyak lagi.
Untuk pembangunannya, pun ditargetkan dalam waktu 40 hari, dimulai awal bulan depan. “Oleh Dirjen diberi target dalam 40 hari harus selesai, jadi sebelum puasa sudah bisa selesai. Karena dikhawatirkan pegawai yang melakukan pembangunan terkendala puasa,” imbuhnya.
Terakhir, dirinya menegaskan, meski angka tren penambahan pasien terkonfirmasi positif menurun, bukan berarti masyarakat tidak waspada dan berjaga-jaga.
“Selalu ada serangan kedua seperti di Italia dan Inggris itu kan ada second attack,” tuturnya. (cw1/sit)