Banyuwangi

Kemenkominfo Webinar Bersosmed Tanpa Cyberbullying di Banyuwangi bersama Selebgram Dewi Hajar

Diterbitkan

-

Memontum Banyuwangi – YouTuber sekaligus selebgram asal kota santri Jombang, Dewi Hajar, bakal hadir menghibur peserta diskusi literasi digital di MTs Al-Amiriyyah PP Darussalam Blokagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (07/10/2024) pagi, pukul 07.00 WIB. Pelantun lagu-lagu religi bersuara merdu itu sengaja dihadirkan pada acara ‘Festival Makin Cakap Digital 2024’ yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI, agar siswa atau santri mampu bersikap bijak di media sosial tanpa penindasan maya.

Mengusung tema ‘Bijak Bersosmed Tanpa Cyberbullying’, diskusi luring (offline) yang akan diikuti siswa dan santri dan pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Blokagung itu, rencananya menghadirkan enam nara sumber, yang dibagi dalam dua sesi diskusi.

Mereka yang bicara pada sesi pertama, adalah Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung, Mei Santi, Direktur Utama PT Mahakarya Samudra Agung, Muhjir Sulthonul Aziz, dosen Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Meithiana Indrasari dan Livia Ramdhani Putri selaku moderator. Sesi kedua, akan diisi oleh Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Uiversitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (Umaha), M Adhi Prasnowo, dosen Univesitas Negeri Surabaya (Unesa), Eko Pamuji dan Ketua Umum PB PMII, Shofiyulloh Cokro.

”Diskusi ini dapat diikuti secara gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftaranbanyuwangi0710. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan voucher e-wallet senilai Rp 2.000.000.- untuk 20 peserta yang mengajukan pertanyaan terbaik selama diskusi,” tulis Kemenkominfo dalam rilis, Minggu (06/10/2024) tadi.

Advertisement

Terkait tema webinar, Kemenkominfo menjelaskan, bijak di media sosial juga menuntut sikap bertanggung jawab dan penerapan etika. Hal ini mencakup berbagai perilaku dan sikap yang berkontribusi terhadap kehadiran online yang positif, penuh hormat dan konstruktif.

Bijak bersosmed, lanjut Kemenkominfo, melibatkan pemikiran kritis, rasa hormat, empati, kesadaran privasi, perilaku etis, disiplin diri, kesadaran jejak digital dan pengaruh positif. “Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, individu dapat menciptakan lingkungan online yang lebih positif, saling menghormati, dan produktif bagi diri mereka sendiri dan orang lain,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.

Baca juga :

Adapun penindasan maya atau cyberbullying, menurut Kemenkominfo, berarti mampu menggunakan teknologi digital seperti internet, media sosial, pesan teks, dan platform online lainnya, tanpa pengancaman atau melecehkan orang lain. Berbeda dengan penindasan pada umumnya, penindasan maya biasanya dilakukan berulang kali, dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga hal ini menyebar luas dan sering kali tidak dapat dihindari oleh korbannya,” imbuh Kemenkominfo.

Untuk diketahui, diskusi seperti digelar di Kabupaten Banyuwangi, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Advertisement

Sampai dengan akhir 2023, program peningkatan #literasidigitalkominfo tercatat telah diikuti sebanyak 24,6 juta orang. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Kecakapan digital menjadi penting, karena menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Tercatat, pada 2018, penetrasi internet Indonesia berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (hms/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas