Nganjuk

Kemenkominfo Gandeng Disdikbud Gelar Webinar di Nganjuk Bertema Bijak Bermedsos Tanpa Cyberbullying

Diterbitkan

-

Memontum Nganjuk – Media sosial seperti Twitter (X), Facebook dan Instagram, kini telah menjadi sarana ekspresi hingga turut mewarnai wacana ruang-ruang publik. Media sosial dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena dapat langsung menyuarakan pandangan individu ke ranah publik.

Meski begitu, media sosial perlu digunakan dengan bijak agar tidak mengubah budaya Indonesia yang toleran dan ramah. Karenanya, untuk mendorong penggunaan media sosial yang bijak tanpa cyberbullying, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur, kembali akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Nganjuk, Rabu (03/04/2024) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

Mengusung tema ‘Bijak Bermedsos Tanpa Cyberbullying’, webinar ini akan diikuti secara Nobar oleh siswa dan tenaga pendidik dengan menghadirkan tiga nara sumber. Mereka adalah dosen sekaligus digital enthusiast, M Adhi Pranowo, Staf Ahli Bidang Perekonomian Bupati Nganjuk, Itsna Shofiani, Mom Influencer Ana Livian dan Fernand Tampubolon selaku moderator.

“Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/pendaftarannganjuk0304. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-wallet sebesar Rp 1.000.000, untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya, Selasa (02/04/2024) tadi.

Advertisement

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan bahwa perundungan siber dapat mengakibatkan korban mengalami trauma yang berkepanjangan. Kampanye penggunaan media sosial secara positif harus terus dilakukan untuk mengurangi cyberbullying.

“Cyberbullying dapat menyebabkan dampak psikologis yang serius seperti depresi, kecemasan, stres hingga perasaan tidak berdaya. Bahkan, bisa mengindikasi untuk melakukan bunuh diri,” jelas Kemenkominfo dalam rilis.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Nganjuk ini, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Baca juga :

Advertisement

Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. “Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

“Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif dan aman,” tambah Kemenkominfo.

Kecakapan digital warga masyarakat menjadi penting, karena menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Hasil survei APJII juga menyebutkan, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 berada pada angka 79,5 persen. Dibandingkan dengan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen.

Advertisement

“Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (hms/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas