Jember
Kemensos Instruksikan Hadapi Cuaca Ekstrem, Antisipasi Harus Dilakukan Sejak Dini
Memontum Jember — Kurang lebih 35.766 personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) disiagakan Kementerian Sosial menyusul semakin meningkatnya intensitas curah hujan di berbagai wilayah di Indonesia saat ini.
Tagana yang sudah tersebar di seluruh Indonesia tersebut siap dikerahkan guna membantu evakuasi dan penanganan korban bencana alam akibat cuaca ekstrem. Selain Tagana juga telah siap sahabat Tagana yang kini berjumlah 63.140 juga turut disiagakan juga.
“Tidak ada yang ingin bencana terjadi, tapi bagaimanapun antisipasi dan kewaspadaan harus tetap dilakukan. Tagana selalu siap diterjunkan kapanpun dibutuhkan. Maksimal satu jam setelah kejadian harus sudah berada di lokasi,” ungkap Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa disela-sela pemberian santunan korban meninggal longsor Jember, Jum’at (17/11) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyerahkan santunan kematian secara langsung kepada tiga ahli waris korban meninggal atas nama Sauful Bahri (35), Yuliyana (24), dan Faris (5). Masing-masing memperoleh santunan sebesar Rp15 juta. Ketiganya adalah warga Desa Jambesari, Kecamatan Sumber Baru, Kabupaten Jember yang terkena korban bencana.
Seperti diketahui, longsor terjadi di Dusun Kedungliyer dan Dusun Krajan, Desa Jambesari, Kecamatan Sumber Baru, Jember, 16 Oktober lalu. Titik lokasi berada di lereng Pegunungan Argopuro.
Khofifah mengungkapkan, Tagana yang disiagakan Kemensos tidak sekedar memiliki kemampuan evakuasi saat bencana, namun juga layanan psikososial. Kurang lebih terdapat sebanyak 7.040 orang Tagana Psikososial yang selalu siap.
“Untuk para korban juga ada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan trauma healing dan trauma counseling, lewat layanan dukungan psikososial tersebut dan juga bimbingan,” ujarnya.