Lamongan
Ketua DPRD Lamongan Minta Pemkab Perhatikan Nasib Masyarakat Terdampak Covid
Memontum Lamongan – Sikapi meningkatnya angka kasus penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Lamongan, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lamongan, H. Abdul Ghofur mengajak untuk eratkan soliditas antar pemerintah, antar Lembaga dan Institusi dalam menghadapi pandemi virus Covid-19 yang berada di Kabupaten Lamongan.
Ajakan tersebut di suarakan oleh Ketua DPRD Kabupaten Lamongan, H. Abdul Ghofur, saat di tengah-tengah acara kegiatan rapat audiensi bersama Komisi D DPRD juga di hadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soegiri dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngimbang.
Baca Juga:
- Kemenkominfo Webinar di Lamongan dengan Tema Pemanfaatan Internet untuk Penyebaran Konten Positif
- Usai Dilantik, DPRD Lamongan Agendakan Pembentukan Tatib hingga Alat Kelengkapan Dewan
- DPRD Lamongan Lantik 50 Anggota Legislatif Periode 2024-2029
“Kegiatan audiensi ini sebagai salah satu bentuk tindakan kongkrit terhadap penanganan dan pencarian solusi untuk mengurangi angka penyebaran virus Covid-19 yang kian meningkat di Kabupaten Lamongan,” ujarnya, Minggu (04/07).
Mengawali pembicaraannya, H. Abdul Ghofur, mengatakan saat ini banyak sektor yang mengalami dampak dari pandemi virus Covid-19. Adapun beberapa sektor yang mengalami dampak tersebut di antaranya sektor Ekonomi, Pendidikan, Pelayanan Publik, Pariwisata dan banyak lagi sektor-sektor lain yang mengalami dampak dari pandemi virus Covid-19.
“Tidak cukup itu, rumah sakit di Kabupaten Lamongan tengah mengalami kewalahan, ruang gawat darurat setiap rumah sakit telah di penuhi pasien virus Covid-19,” bebernya.
Bersamaan itu, rasa kekhawatiran juga di alami Ketua DPRD Lamongan kendati pasokan oksigen dan obat-obatan yang di butuhkan rumah sakit terancam mengalami kekritisan. Ia juga menyerukan kepada Pemerintah Daerah, agar bersama-sama dan bergotong royong dengan kompak menekan lonjakan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Lamongan.
“Dengan berbagai fakta yang mengkhawatirkan tersebut, Pemkab Lamongan harus ambil tindakan cepat, tepat dan cermat terutama harus turun ke lapangan, melihat kondisi masyarakat, dan memperhatikan kebutuhan mereka,” tegasnya.
Tak hanya itu, H Ghofur juga menegaskan dikhawatirkan gelombang ke tiga penyebaran virus Covid-19 ini akan menjadi lebih dahsyat dampaknya dari pada gelombang satu dan dua sevelumnya.
“Kasus penyebaran virus Covid-19 yang kian melonjak di Kabupaten Lamongan, pihak tenaga kesehatan Kabupaten Lamongan malah banyak mengalami kendala untuk penanganan kasus tersebut, beberapa kendala di antaranya, dua mesin PCR yang di gunakan tenaga kesehatan (NAKES) kurang maksimal sehingga hanya mampu untuk 200 pasien saja,” urainya.
Ia juga menekankan, solusi lain yang harus direncanakan dan dijalankan segera yaitu membuka tenda darurat.
“Namun, hal itu juga harus diikuti dengan kesiapan tenaga kesehatan. Jangan sampai kita mendapati kendala dikarenakan minimnya tenaga kesehatan (Nakes) di Kabupaten Lamongan, semua harus dikerahkan dengan baik dan terkoordinir,” tegasnya.
Selain itu, H Abdul Ghofur meminta semua lembaga dan elemen masyarakat untuk selalu memberikan dukungan support dan semangat kepada tenaga kesehatan sebab menurutnya mereka adalah garda terdepan untuk kesembuhan negeri ini.
“Seluruh rumah sakit di Lamongan harus saling berkomunikasi aktif dan berkoordinasi terkait berbagai perkembangan dan situasi, khususnya dinas kesehatan agar dalam penanganan Covid-19 dapat berjalan dengan baik. Sehingga penekanan lonjakan juga dapat diantisipasi lebih dini,” harapnya.
Menurut informasi yang masuk, kata H Ghofur, di RSUD Ngimbang, angka yang masuk sebanyak 75 persen dari jumlah pasien yang datang untuk berobat rata-rata dari pasien yang terindikasi virus Covid-19
“Yang lebih mengharukan lagi dalam hitungan hari, yaitu satu hari terdapat lima sampai enam orang meninggal dunia yang di sebabkan oleh virus Covid-19,” paparnya.
Bahkan ironisnya lagi, tegas H Ghofur, terkonfirmasi setiap kecamatan juga terdapat sebelas sampai puluhan orang yang meninggal dikarenakan terindikasi virus Covid-19.
“Kasus meninggal dunia yang di sebabkan Virus Covid-19 kini juga naik signifikan jumlahnya. Dalam beberapa bulan ini, dari data yang terkonfirmasi akibat lonjakan itu mengakibatkan kamar jenazah di RSUD penuh. Bahkan saat ini tidak hanya kamar jenazah yang menjadi bahan rebutan para pasien terindikasi virus Covid-19, namun, peti mati pun menjadi bahan rebutan,” ungkapnya prihatin.
Dengan melihat kejadian dan keadaan tersebut Ketua DPRD bersama Komisi D mengintruksikan kepada BPBD dan Dinas Kesehatan untuk memberikan penambahan pelayanan dan fasilitas bagi pasien yang telah terindikasi virus Covid-19 di Kabupaten Lamongan
“Perioritas utama yang harus dilakukan segera diantaranya menambah jumlah tenaga kesehatan (Nakes) sesuai yang dibutuhkan dan memperluas ruangan IGD beserta seluruh ruangan UGD di alihkan total untuk penanganan pasien virus Covid-19,” harapnya menegaskan. “Kami juga menghimbau sekaligus mengingatkan agar Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dan selalu mentaati prokes (protokol kesehatan),” pesan H Ghofur. (zud/zen/ed2)