Khofifah : Perlunya Mitigasi & Edukasi Kesiapsiagaan Dalam Penanggulangan Bencana

“Saat ini Malang juga telah menjadi salah satu kota yang rawan bencana. Melalui kegiatan semacam ini, akan memberi literasi pada masyarakat bahwa bencana itu bisa datang kapan saja dan di mana saja. Dengan kesigapan, patut kita syukuri bersama, beberapa kelurahan di Kota Malang telah masuk menjadi kelurahan kategori tanggap bencana dan menjadi kelurahan siaga. Sehingga jika sewaktu-waktu akan terjadi bencana, kita dapat segera mencegah dan mengatasinya,” ungkap Sutiaji, usai menyaksikan aksi simulasi beberapa relawan, tim BNPB dan BPBD, tim kesehatan, Polri dan TNI, dalam penanggulangan bencana.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen Doni Monardo, menyebut jika risiko bencana di Indonesia termasuk tertinggi di dunia. Sampai 29 April 2019, tercatat ada 483 jiwa yang menjadi korban dalam beberapa peristiwa bencana yang terjadi di berbagai daerah. Selama 29 tahun terakhir, Indonesia kehilangan 185 ribu jiwa akibat berbagai bencana yang dialami. Sementara tahun lalu, ada sekitar 4.800 lebih korban jiwa yang meninggal dunia akibat bencana. “Jumlah korban sangat besar, dan itu masih belum termasuk kerugian ekonomi,” ungkapnya.

Tekad sinergi Pemprov, Pemkot, BNPB, BPBD, serta komunitas. (rhd)

Pemahaman masyarakat tentang kebencanaan harus terus ditingkatkan. Setiap daerah harus memiliki pemahaman yang berbeda sesuai dengan potensi bencana di daerahnya masing-masing. Di antaranya ada daerah yang berpotensi rawan banjir, longsor, gunung berapi, hingga bencana yang sifatnya tahunan, sehingga antisipasi yang dilakukan bisa lebih tepat sasaran.

“Terutama pelatihan terhadap ibu rumah tangga. Selain perempuan menjadi korban terbanyak, perempuan memiliki sifat melindungi dan selalu terlihat aktif dalam berbagai komunitas. Perempuan sangat peduli untuk menolong,” tandasnya. (rhd/yan)

Laman: 1 2